KOTA BATU – malangpagi.com
Di tengah gairah ekonomi yang terus meningkat di Kota Batu, terdapat tantangan yang dihadapi oleh Pasar Induk Batu, khususnya dalam hal kekurangan tenaga kerja di bidang penjagaan gate parkir dan administrasi kantor yang berfokus pada teknologi informasi (IT).
Kepala UPT Pasar Induk Batu, Agus suyadi membenarkan terjadinya kekurangan tenaga kerja untuk penjaga Gate Parking dan tenaga administrasi terkhususnya bidang IT.
“Pasar Induk Batu sebagai salah satu pusat distribusi barang penting di wilayah tersebut memainkan peran vital dalam mendukung aktivitas ekonomi lokal. Namun, keterbatasan tenaga kerja di sektor-sektor krusial ini mulai berdampak pada efisiensi operasional pasar. Kami menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelancaran operasi harian. Kekurangan tenaga penjaga gate parkir dan administrasi IT berpotensi menghambat proses bisnis kami,” ucapnya saat ditemui di Pasar Induk Batu, Rabu (13/3/2024).
Menurutnya, kekurangan tenaga kerja ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk aturan yang tidak diperbolehkan mengangkat atau membuka lowongan pekerjaan.
“Penjaga gate parkir memiliki peran penting dalam memastikan kelancaran lalu lintas kendaraan yang masuk dan keluar dari area pasar. Sementara, staf IT sangat dibutuhkan untuk mengelola sistem informasi pasar yang kompleks, termasuk sistem pengelolaan parkir, database pedagang, dan sistem keamanan. Efisiensi dan keamanan adalah prioritas kami, dan tanpa kecukupan tenaga kerja di bidang-bidang ini, kedua aspek tersebut bisa terganggu,” serunya.
Agus memaparkan untuk gate parking membutuhkan tenaga kerja 30 orang untuk 3 shift sedangkan saat ini hanya ada 18 orang di 3 shift. Lalu, untuk administrasi kekurangan terkhususnya tenaga it, yang ada hanya 1 tapi tida memumpuni seharusnya 3.
“Kalau dilihat dari situasi masih belum dicukupi dikarenakan masyarakat ataupun pengunjung yang datang ke pasar induk masih belum memahami tata cara penggunaan gate parking di Pasar Induk,” lugasnya.
Ia juga menjelaskan seharusnya penggunaan gate parking layaknya diterapkan di Mall, dikarenakan pengunjung yang hadir berasal dari golongan menengah keatas sedangkan di pasar Induk berasal dari menengah kebawah.
“Kendala yang paling sering dialami di pasar induk yaitu dalam mengambil karcis parkir dan terjadi juga kelupaan dalam mengambil karcis,” ungkapnya.
Agus mengungkapkan untuk saat ini masih menunggu hasil ataupun formasi pegawai dari P3K yang akan dibuka mendatang.
“Semoga tahun ini bisa mendapat tambah pekerja. Saya juga meminta dan mengimbau kepada masyarakat agar bersabar dalam menggunakan gate parkir dikarenakan keterbatasan tenaga kerja yang dimiliki,” pungkasnya. (MK/YD)