
KOTA MALANG – malangpagi.com
Dalam rangka menumbuhkan geliat pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Malang, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Barekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak Pemerintah Kota Malang membahas potensi, peluang kegiatan, dan tantangan yang ada dalam dunia pariwisata dan ekonomi kreatif
Acara talkshow virtual bertajuk Ngopi (Ngobrol Penuh Inspirasi) Bareng Sam Sandiaga dan Sam Sutiaji tersebut mengusung topik “Optimisme di Tengah Pandemi: Kota Malang untuk Indonesia dan Dunia.”
Selain menghadirkan Menparekraf Sandiaga Uno dan Walikota Malang Sutiaji, acara juga diikuti oleh pakar etika sekaligus pengajar Mien R Uno, Ketua Umum OK OCE Indonesia Iim Rusyamsi, jajaran Deputi Kemenkraf dan Barekraf, Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Malang, serta para penggerak serta komunitas pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Malang.
Walikota Malang, Sutiaji memaparkan bahwa Kota Malang merupakan Kota Pariwisata dengan para pelaku yang juga terjun di usaha ekonomi kreatif. Pasalnya dua hal ini saling berkaitan dan tidak terpisahkan.
“Kota Malang merupakan kota yang sejuk, nyaman, dan ngangeni. Dengan luas wilayah 114,26 kilometer persegi dan memiliki 54 perguruan tinggi negeri dan swasta. Selain itu, proporsi wisatawan yang masuk ke Malang Raya sebesar 24 persen, dengan lebih dari 8.000 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),” terang Sutiaji, Sabtu (14/8/2021).
Ia menyebut Kota Malang memiliki visi Bermartabat, dengan misi Mewujudkan Kota Produktif dan Berdaya Saing Berbasis Ekonomi Kreatif, Keberlanjutan, dan Keterpaduan. Hal tersebut sesuai Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023.
“Kota Malang memiliki The Future of Malang yang terbagi menjadi Malang Creative, Malang Halal, Malang Heritage, Malang 4.0, dan Malang Nyaman, dengan target Malang Bersinergi, Malang Berdaya, dan Malang Mendunia” jelas Sutiaji.
Sutiaji melaporkan kepada Sandiaga, bahwa pandemi yang telah menghantam sejak 2020 berdampak pada penurunan sektor pariwisata di Kota Malang.

“Jumlah kunjungan wisatawan di 2018 berada pada angka 4.824.407 orang. Pada 2019 mengalami kenaikan menjadi 5.186.809 wisatawan. Namun saat pandemi mengalami penurunan tajam menjadi hanya 689.570 orang,” papar orang nomor satu di Kota Malang ini.
Sutiaji mengungkapkan, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Kota Malang optimistis akan bangkit untuk melakukan pemulihan dengan standarisasi dan sinergi potensi.
“Kota Malang optimistis memulihkan pariwisata kota dengan adaptasi, standarisasi, dan sinergi potensi. Dengan terus mendorong pemenuhan sertifikasi Clean, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) serta standar Halal Tourism. Selain itu juga dengan mengembangkan destinasi unggulan seperti Kayutangan Heritage, Kampung Tematik, dan Wisata Kuliner. Serta pengembangan destinasi baru, penguatan sumber daya masyarakat, dan kerja sama pariwisata Malang Raya,” beber alumni UIN Maliki itu.
“Sam Sandiaga, pariwisata kita sangat terdampak pada masa pandemi ini. Untuk itu kemarin saya mengusulkan brand jangan sendiri-sendiri. Kota Batu sendiri, Kabupaten Malang sendiri. Namun kita berkolaborasi dengan branding pariwisata satu, dengan ciri khas masing-masing. Ini akan menjadi kekuatan masif dan dahsyat,” tegas Sutiaji.
Ia pun berharap dengan Ngopi bersama Menparekraf dan Kepala Baparekraf Sandiaga Uno, dapat memberi kekuatan untuk membangkitkan pariwisata di Kota Malang.
Sementara itu, keluhan datang dari penggerak Malang Flower Carnival (MFC), Agus Sunandar yang menceritakan pengalamannya bekecimpung di bidang penyewaan kostum dan fashion. Namun sejak pandemi menerpa pada Maret 2020 hingga usai lebaran tahun lalu, dirinya mengaku tidak ada pendapatan sama sekali.
“Maret hingga usai lebaran 2020 tidak ada pemasukan sama sekali. Kemudian kami mulai bergerak dan beradaptasi dengan pembuatan masker dan hazmat. Dan usaha tersebut menghasilkan pundi-pundi rupiah dua kali lipat dari penyewaan kostum. Tetapi pada akhir 2020, Pemerintah membuat kebijakan pelarangan pemakaian masker kain. Praktis usaha kami redup kembali,” keluhnya.

Pria yang akrab dipanggil Sam Suga itu pun beralih ke metode penjualan menggunakan platform online. Namun kembali masalah hadir, karena untuk market place pencairan dana masih harus menunggu tenggat waktu. Sementara dirinya membutuhkan cash flow. Selain itu, kesulitan lainnya yaitu tidak mampu bersaing dengan produk impor yang harganya lebih murah.
Menanggapi keluhan tersebut, Sandiaga Uno mendapuk stafnya di bidang pemasaran, Nia Niscaya untuk memberikan arahan.
Nia membenarkan bahwa memang sering terjadi kesulitan dalam bersaing dengan produk impor, utamanya keluaran Tiongkok. Namun dirinya memberikan solusi untuk meningkatkan kualitas.
“Untuk masalah harga mungkin kita kesulitan bersaing dengan produk impor, utamanya Tiongkok. Tapi kita jangan patah arang. Tetap semangat dengan menghasilkan produk yang berkualitas dan bermutu, disertai penambahan story telling dari produk itu sendiri. Ini yang akan menjadi nilai lebih,” saran Nia.
Sandiaga sangat mendukung optimisme dalam menghadapi pandemi yang diusung Pemerintah Kota Malang dengan segala program-programnya. Ia pun mengacungi jempol akan gerak para pelaku pariwisata di ekonomi kreatif di Kota Malang.
“Saya sangat mengapresiasi segala gerak pelaku usaha di Kota Malang. Tidak sabar kami ingin ke Malang dan meninjau langsung pariwisatanya. Saya sudah membaca undangan Malang Flower Carnival, jika diizinkan ayah, saya akan ajak serta Ibunda Mien,” ungkap Sandiaga.
Sandiaga lantas menceritakan bahwa ayahnya pernah tinggal di Jalan Dempo dan Ibundanya, Mien R Uno di Jalan Merapi. Meskipun mereka tidak bertemu di Kota Malang, namun banyak kenangan yang dilalui kedua orangtuanya.
“Jadi Kota Malang memiliki kedekatan dengan keluarga kami, dan ada hubungan batin. Malang dengan segala pariwisatanya,” imbuh Sandiaga.
Ibunda Sandiaga, Mien R Uno yang turut serta dalam acara Ngopi Bareng memuji Kota Malang sebagai kota yang indah. “Mendengar Kota Malang menjadi nostalgia dan ingin ke Malang dengan segala keindahannya. Semoga Malang dapat terus maju dan berkembang serta bangkit di saat pandemi ini,” tutup pendiri Mien R Uno Foundation itu. (Har/MAS)