KOTA MALANG – malangpagi.com
Tak kurang dari 500 penyandang disabilitas memadati sepanjang jalan sekitar Alun-Alun Tugu Malang, untuk memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dalam membatik ciprat, Minggu (2/10/2022). Selain dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, kegiatan ini juga untuk menyambut ulang tahun TNI dan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia.
Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Kav. Heru Wibowo Sofa mengatakan bahwa batik adalah warisan budaya dunia. “Tak terkecuali batik ciprat yang merupakan suatu bentuk inovasi. Apalagi yang membuat adalah para difabel akan semakin unik,” ungkapnya
Heru yang didapuk sebagai ketua panitia kegiatan menyampaikan bahwa Kota Malang merupakan kota inklusi. Sehingga panitia tidak hanya menggandeng difabel di Malang Raya saja, namun juga dari Kabupaten Pasuruan dan Blitar. “Keberadaan mereka perlu kita angkat, serta sebagai pemicu agar ke depannya dapat lebih baik dan lebih banyak lagi event-event bagi para difabel,” harap Heru.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, karya batik ciprat akan dilelang dan hasilnya akan diserahkan kepada komunitas yang berpartisipasi. “Kami harapkan semuanya mengambil manfaat dari acara ini. Jadi tagline yang kami bawa adalah benefit oriented, bukan profit oriented,” tegas Heru.
Sambutan datang dari Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang mengapresiasi kemampuan para difabel dalam berkarya. “Saya melihat karya mereka dan terkagum karena potensi yang dimiliki. Dan ini seni budaya Indonesia. Apalagi semangat dan antusiasme para peserta begitu tinggi,” tuturnya.
Bung Edi, sapaan Wawali, mengaku bangga lantaran batik ciprat hasil karya para difabel ini mampu menorehkan prestasi, dan tercatat sebagai peserta terbanyak dalam membatik ciprat.
Sementara itu, Abdul Aziz selaku Ketua Paguyuban Orangtua Penyandang Disabilitas Sinar Mulia Kecamatan Lowokwaru, menyampaikan bahwa persiapan yang dilakukan sekitar satu bulan setengah. “Kami sudah berkoordinasi dan melakukan pendataan dari semua komunitas yang ada di Kota Malang. Kemudian melakukan sosialisasi dari setiap perwakilan,” ungkapnya.
Event ini merupakan acara kedua, setelah kegiatan serupa dilaksanakan di Kota Blitar. “Kegiatan ini awalnya diinisiasi oleh Rumah Kinasih dan pernah diselenggarakan di Kota Blitar. Dan alhamdulillah, di Malang ini Rumah Kinasih dapat bersinergi dengan TNI dan Polresta,” tuturnya.
Abdul Aziz berharap, kegiatan ini dapat mengasah skill para penyandang disabilitas serta melatih kemandirian mereka. “Program kami ada dua prioritas. Yaitu pendidikan dan skill anak-anak yang luar biasa. Dan apa yang sudah dilakukan ini adalah suatu kebanggaan,” ucapnya.
“Kami berharap, para penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam hal berpendidikan, berkebudayaan, dan ketenagakerjaan. Jangan lagi ada perlakuan yang berbed,a karena mereka memang luar biasa,” pungkas Abdul Aziz. (Har/MAS)