KOTA BATU – malangpagi.com
Pengurus Provinsi Kickboxing Indonesia (Pengprov KBI) Jawa Timur mengadakan kegiatan Black Belt Grading (ujian kenaikan tingkat sabuk hitan tingkat satu) pada Minggu (7/11/2021), bertempat di Transformer Center Batu, Jalan Raya Pandanrejo, Bumiaji, Kota Batu.Penyelenggaraan Black Belt Grading ini merupakan implementasi dari program Pengurus Pusat Kickboxing Indonesia (PPKBI), yang menginstruksikan agar seluruh Pengurus Provinsi menggelar ujian sabuk hitam Kickboxing di wilayahnya.
Sebanyak 86 Kickboxer [sebutan untuk praktisi beladiri Kickboxing] berpartisipasi dalam kegiatan ini. Jumlah ini merupakan rekor peserta terbanyak, sepanjang penyelenggaraan Black Belt Grading di berbagai wilayah.
Tak hanya peserta dari Jawa Timur saja, tercatat sejumlah peserta datang dari provinsi lain. Di antaranya Jawa Tengah, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Timur.
Acara ini makin istimewa, karena dibuka langsung oleh Ketua Umum PPKBI, Ngatino, dan menghadirkan enam anggota Board of Masters (Dewan Guru) Kickboxing Indonesia dari Jakarta, yang bertindak sebagai tim penguji.
Dalam sambutannya, Ngatino menyebut bahwa cabang olahraga Kickboxing sangat dikenal di seluruh dunia. “Kemarin, saat Indonesia pertama kali mengikuti Kejuaraan Dunia WAKO di Italia (18–24 Oktober 2021), saat itulah kita benar-benar melihat peta dunia Kickboxing,” tuturnya.”Gambaran ini tentunya harus disampaikan ke calon-calon pelatih, agar mereka dapat menemukan cara melahirkan atlet-atlet kelas dunia,” imbuh pria yang berprofesi sebagai lawyer itu.
Ngatino mengaku tersanjung melihat jumlah peserta yang mengikuti Black Belt Grading di Kota Batu ini. Dirinya berharap, sertifikat sabuk hitam yang nantinya didapat mampu menjadi langkah awal bagi pengembangan Kickboxing di daerah. Karena penyandang sabuk hitam diberikan kewenangan untuk membuka camp dan melatih atlet-atlet Kickboxing.
“Semoga Kickboxing dapat menjadi barometer cabang olahraga di indonesia, baik dari segi keorganisasian maupun rules (aturan pertandingan),” tandasnya.
Dalam kesempatan ini, Ngatino juga menganugerahkan Sabuk Hitam Kehormatan tingkat tiga, kepada Ketua Umum Pengprov KBI Jatim Tito Krisdiansyah dan promotor event Wira Prasetya Catur. Keduanya dinilai berjasa mengembangkan cabor Kickboxing, terutama di wilayah Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua Umum Pengprov KBI Jatim sekaligus Ketua Pelaksana Black Belt Grading Jawa Timur, Tito Krisdiansyah, mengharapkan para penyandang sabuk hitam mampu mencetak atlet-atlet yang kompeten. “Bangun kompetisi positif, agar suatu saat Kickboxer tanah air dapat berlaga di ajang Olimpiade,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Rosi Nurasjati yang menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Kickboxing Indonesia mengapresiasi antusiasme para peserta. “Semoga menjadi penyemangat bagi Pengprov-Pengrov lain. Dan karena Jawa Timur kini memiliki banyak sekali sabuk hitam, maka saya minta Pengprov segera membentuk sebuah Majelis Sabuk Hitam,” papar perempuan yang pernah menjadi Juara Karate Asia itu.
Untuk mendapatkan sabuk hitam Kickboxing, para peserta harus melewati serangkaian ujian. Yaitu stance, step moving, body moving, blocking, punch, kicks, combination of Kickboxing, shadow Kickboxing, Kickboxing padding, form (jurus), dan dipungkasi dengan sesi sparring. (MAS)