KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
AB Center bekerjasama dengan Hawai Group Malang mengadakan workshop foto dan videografi untuk pelaku wisata, pelajar, mahasiswa, dan umum bertempat di Museum Ganesya (Gelar Indonesia Budaya), lantai tiga Hawai Water Park Jalan Graha Kencana Raya, Singosari, Kabupaten Malang, Rabu (5/5/2021).
Materi yang diusung antara lain dasar fotografi, pengenalan alat dan teknis pengambilan gambar, serta cara mengarahkan konsumen untuk mendapatkan gambar terbaik.
Workshop dibimbing oleh videografer Widi ‘Bombom’ Sunarto, Creative Director di BE Image Cinema dan Kawinan Malang, serta fotografer Mulyo Bintarto dari Mo Studio Tlogomas.
Marketing Manager Hawai Grup, Fanti berharap kegiatan ini dapat menggairahkan industri pariwisata, khususnya di Malang Raya. “Para peserta bisa langsung praktik foto dan video di seluruh area Malang Night Paradise sepuasnya, sambil menunggu buka puasa bersama di area Ramadan Food Festival,” tuturnya.
Widi Sunarto mengawali sesi workshop dengan sharing pengalamannya di bidang videografi. Dijelaskannya, videografi merupakan proses merekam visual dan audio dengan banyak frame.
“Videografi adalah ilmu melukis menggunakan cahaya melebihi dua frame. Yang ditangkap oleh mata kita maupun kamera adalah cahaya yang dipantulkan oleh suatu obyek,” jelas pria yang dikenal dengan nama Widi Bombom itu.
Widi juga memberikan tips. Untuk harga sebuah karya, seorang videografer harus bertanya kepada klien terlebih dahulu tentang materi yang akan diambil. Setelah dikalkulasi, barulah bisa menentukan harga. Menurutnya cara ini lebih baik daripada langsung menyebut angka, namun ternyata permintaan klien melebihi ekspektasi.
Di sesi kedua, Mulyo Bintarto yang mengenal dunia fotografi sejak 1994, memaparkan 3 variabel penting dalam menentukan pecahayaan pada sebuah foto.
Yaitu aperture atau diafragma (lubang pada lensa sebagai jalan masuk cahay), shutter speed (seberapa lama shutter terbuka, atau sensor yang terekspos terhadap cahaya), dan ISO (level sensitivitas sensor terhadap cahaya).
“Dalam dunia fotografi, kita harus bisa mengombinasikan antara diafragma, ISO, dan kecepatan. Semakin kecil nilai diafragmanya, lubang di kamera akan semakin besar, namun semakin kecil ruang tajamnya,” jelas jelas fotografer yang biasa disapa Bagong Mulyo itu.
Acara kemudian dilanjutkan dengan praktik pengambilan gambar di area Malang Night Paradise, dan ditutup dengan buka puasa bersama.
Reporter: Tanto
Editor : MA Setiawan