JAKARTA – malangpagi.com
Musisi legendaris Chossy Pratama menorehkan sejarah baru di industri musik tanah air, dengan merilis ulang dua karya lagunya yang berjudul Penari [dibawakan oleh Dewi Gita] dan Sungguh [dinyanyikan Ozy Syahputra] ke dalam format Dolby Atmos 7.4.1 Surround Sound.
Dua lagu tersebut menjadi lagu pop pertama di Indonesia dalam format Dolby Atmos, yang dirilis melalui platform musik digital pada Sabtu (25/9/2021).
Teknologi suara Dolby Atmos pertama kali diperkenalkan oleh Dolby Laboratories pada 2012. Meskipun pada awalnya teknologi audio tersebut diaplikasikan untuk bioskop, namun format audio tersebut juga memberi sensasi tersendiri ketika digunakan pada lagu.
Chossy Pratama menjelaskan, Dolby Atmos merupakan immersive audio yang patennya dimiliki oleh Dolby Laboratories. Secara awam, Dolby Atmos adalah audio yang kita dengar melalui speaker yang lebih dari dua [stereo], dan terpasang tidak di satu planar horisontal, tapi juga ada speaker yang terpasang dari depan sampai ke belakang, serta di atas kepala pendengarnya.
Dolby Atmos 7.1.4 Surround Sound mengacu pada 7 buah speaker yang terpasang secara horisontal, tiga di depan, dua di samping, dua di belakang, satu buah subwoofer yang terpasang di lantai, dan empat buah speaker di langit-langit atas kepala kita.
Seperti dikatakan Chossy Pratama, surround sound bukan hanya Dolby, masih ada DTS (Digital Theater Systems), Franhaufer, Auro, dan lainnya. Tapi Dolby Atmos mempunyai binaural hearing yang menghasilkan surround sound, hanya dengan sebuah headphone streaming akan menjadi new norm untuk tontonan.
“Disney Channel saja mulai menutup semua cable services-nya, dan kita akan mulai bisa menonton melalui streaming. Semua akan mengarah pada gawai, dan pastinya handphone,” terang Chossy Pratama.
“Dengan adanya Dolby Atmos, siapapun akan dapat menonton film-film layar lebar dengan surround sound 3D (tiga dimensi) melalui headphone. Jadi surround sound bisa dinikmati oleh siapa saja,” imbuhnya.
Chossy mengatakan, Ia melihat kesiapan masyarakat dalam menerima lagu dalam format Dolby Atmos dari sisi streaming gratis dan berbayar. Para penikmat lagu dari streaming berbayar akan mendengar audio dengan kualitas yang lebih baik daripada yang gratis. Secara teknis, bit rate-nya pada streaming berbayar lebih tinggi, sehingga sound-nya lebih jernih.
“Seperti format-format lagu sebelumya, seperti pita, kaset, cd, mp3, digital streaming, adaptasi orang dalam menggunakan teknologi baru pasti butuh waktu. Tapi akhirnya semua toh bergulir ke arah teknologi terkini. Jadi Dolby Atmos pun akan menjadi alternatif dalam menikmati sound,” kata Chossy.
Dirinya pun memprediksi, stereo akan tetap bersama kita untuk waktu yang relatif lama. Dolby Atmos adalah format jualan, bukan format produksi. Jadi stereo saat ini masih tetap menjadi acuan bagi para musisi dalam memproduksi lagu-lagu baru. Meskipun begitu, Dolby Atmos merupakan pendamping, alternatif selain stereo.
“Jadi para komposer, musisi, masih tetap akan merekam lagunya dalam format stereo, hanya finishing-nya akan ada dua format, stereo dan Dolby Atmos. Saat ini, Dolby Atmos lebih dibuat untuk lagu-lagu yang sudah populer, dan produksi Dolby Atmos juga masih mahal. Dikarenakan perangkat keras dan lunak untuk studio masih terbilang tinggi secara harga,” terang Chossy.
Menurutnya, Dolby Atmos belum jadi format utama. Terutama bagi pelaku musik. Stereo tetap akan bertahan, Dolby Atmos masih tetap jadi format penyerta atau format alternatif.
“Memang saat ini baru Tidal, Amazon Music, dan Apple Music yang support Dolby Atmos. Dolby Atmos butuh bandwidth yang lebih besar dari stereo. Dan kalaupun datanya di-encode, butuh algoritma khusus untuk decode-nya. Tapi nantinya semua Digital Service Provider juga akan melayani Dolby Atmos,” kata Chossy.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Chossy Pratama Production, Rulli Aryanto mengatakan, pihaknya sudah biasa memproduksi lagu-lagu dalam format Dolby Atmos.
Chossy Pratama Production siap melayani label musik dan manajemen artis yang ingin bertanya-tanya lebih dalam tentang Dolby Atmos serta memproduksikannya. (Fadhli/MAS)