KOTA MALANG – malangpagi.com
Museum Musik Dunia yang berada di bawah naungan Jatim Park 3 menggelar Drum Kids Festival, yang diikuti oleh anak-anak usia di bawah 15 tahun dari seluruh Indonesia.
“Tujuan digelarnya Drum Kids Festival ini adalah untuk mengembalikan mental adik-adik yang selama ini mereka mengikuti pembelajaran secara daring. Serta agar mereka beradaptasi dengan kegiatan offline. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk mengasah kreativitas mereka,” ungkap Captain Museum Musik Dunia, Sonny Rosandy kepada Malang Pagi, Minggu (24/4/2022).
Sonny mengungkapkan, pendaftar ajang Drum Kids Festival ini sebenarnya mencapai 117 calon peserta. Bahkan di antaranya ada yang berasal dari Singapura dan Malaysia. “Namun karena keterbatasan waktu, dari keseluruhan pendaftar kami saring menjadi 31 peserta,” ujarnya. “Dengan ketentuan peserta menampilkan maksimal 2 lagu berdurasi maksimal selama 12 menit,” imbuh Sonny.
Event yang digelar di Hall Concert Museum Musik Dunia Jatim Park 3 itu tidak dipungut biaya, dan tidak pula memperebutkan juara. Dikatakan Sonny, event ini akan menjadi agenda rutin Museum Musik Dunia dan akan digelar lebih besar. Serta tidak menutup kemungkinan akan memunculkan jawara dalam setiap show.
“Persiapan kami cukup singkat, hanya dua mingguan. Tak disangka animo orangtua dan para guru cukup tinggi. Bahkan banyak dari mereka sudah inden untuk event berikutnya. Jadi akan kami agendakan acara ini menjadi program Museum Musik Dunia,” beber Sony.
Meskipun merupakan event perdana Museum Musik Dunia setelah sempat tiarap karena badai pandemi Covid-19, festival ini mampu menyedot wisatawan untuk hadir di museum yang memiliki koleksi alat musik terlengkap di Indonesia itu.
“Banyak pula pengunjung yang datang ke Museum Musik Dunia khusus untuk menonton Drum Kids Festival ini. Harapan kami, event-event yang digelar Jatim Park Group mampu menjadi magnet bagi wisatawan untuk menjelajah wahana-wahana yang kami suguhkan,” harap Sony.
Dentuman drum mengentak, menghibur, terdengar indah, dan bergema di lantai 3 Museum Musik Dunia. Tabuhan drummer cilik, Joshua Erren (9) mampu membuat penonton terkesima. “Aku belajar drum sejak usia 3 tahun. Diajari guru les di SDK Santo Yusuf 2 Malang. Suka sekali sama festival ini. Dapat melatih pergelangan tangan untuk ngedrum dengan baik,” ujarnya.
Joshua mengaku rutin berlatih 30 menit setiap hari, sepulang dari sekolah. Namun saat pembelajaran online, dirinya mampu berlatih drum lebih lama, bisa sampai satu jam. “Latihannya sering, dan motivasi aku ikut festival ini agar dapat juara,” ucapnya polos. (Har/MAS)