KOTA MALANG – malang pagi.com
Tragedi Kanjuruhan atau lebih tepatnya tragedi kemanusiaan telah menyisakan luka begitu dalam. Sebanyak 131 Aremania meninggal dunia, 23 luka berat dan 420 luka ringan. Namun, dari peristiwa kelam ini memberi hikmah yang harus terus digelorakan, yaitu perdamaian.
Sam Anto Baret, sesepuh suporter Aremania menegaskan melalui tragedi Kanjuruhan membuka mata pikir, rasa batin seluruh suporter Indonesia bersama-sama untuk damai. “Saya sudah berbicara banyak sama Sam Andi Peci sebagai koordinator dan ketua suporter Bonek. Dia bilang bahwa dalam pernyataan kemarin adik-adik sudah adem. Alangkah indahnya jika pernyataan perdamaian itu dihadiri kubu suporter yang ada di Indonesia,” terangnya kepada awak media dalam konferensi pers di kediaman Sam Anto Baret, Jalan Lowokdoro gang 3 Kota Malang, Sabtu (8/10/2022).
Dirinya mengajak kepada semua suporter di seluruh Indonesia untuk bersama-sama mengubur dendam dan benci serta digantikan dengan cinta dan kasih sayang. “Jadi tunggu tanggal mainnya untuk kesepakatan damai bersama. Tidak hanya satu sisi suporter saja karena energi perdamaian itu ada di seluruh Indonesia bahkan suporter seluruh dunia,” jelas musisi kawakan ini.
Pihaknya berjanji akan memfasilitasi agar persaudaraan dapat kekal dan abadi. “Kami ingin meninggalkan jejak peristiwa yang indah dengan perdamaian karena kasihan adik-adik kita jika ada nyanyian bahkan hujatan digaungkan di stadion. Apalagi, ditayangkan lewat televisi. Maka, akan meracuni adik-adik kita sehingga timbul dendam. Meskipun mereka tidak tahu akar masalahnya,” tutur Sam Anto.
Ditegaskan, sebenarnya proses perdamaian tidak sesulit yang dibayangkan. “Oke semua butuh proses, tapi dengan kesadaran suporter yang ada di seluruh Indonesia, bahkan sudah menyuarakan perdamaian di mana-mana tanpa disuruh. Melihat banyaknya yang jadi korban tumbuhlah kesadaran dari mereka dan menginginkan perdamaian,” beber Anto.
“Saat ini sudah saatnya, dan Tuhan menginginkan umatnya untuk hidup rukun. Inilah saatnya kita kembali ke sila Persatuan Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pria berambut gondrong ini menyerukan agar semuanya dapat bersama-sama mengawal perdamaian ini. “Panggilan jiwa, energi ketulusan untuk benar-benar mengawal perdamaian selama-lamanya dan _saklawase_ . Adik-adik yang sudah meninggalkan kita ternyata pahlawan perdamaian dan kita yang ditinggalkan adalah pejuang perdamaian. Marilah kita kawal perdamaian ini,” ajaknya.
Dalam kesempatan tersebut, Anto mengucap kan terimakasih kepada seluruh suporter Indonesia yang telah mengirimkan doa di setiap daerahnya masing-masing. “Terimakasih kepada saudaraku Bonek. Di Tugu Pahlawan ribuan Bonek tahlil bahkan menyanyikan lagu Pagar Damai. Pada saatnya nanti kita akan ketemu. Ini akan kembali ke sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia,” tegasnya.
Anto meminta perdamaian ini harus terwujud, sebab semuanya juga merasa prihatin dengan kejadian ini. “Usai sudah pertengkaran, apa gunanya terus bertengkar. Lawannya adalah gas air mata,” sebutnya.
Lebih lanjut, dirinya menekankan jangan sampai ada fakta yang terselubung maupun tersembunyi dalam tragedi Kanjuruhan. “Bila itu terjadi, sampai titik darah penghabisan saya akan mengawal. Negara kita punya kultur, jika hukum ditegakkan seadil-adilnya dapat menyirami luka. Namun, jika tidak ada keadilan luka itu akan semakin mengangga,” ujarnya.
“Jika lukanya semakin menganga. Tahu sendiri. Tapi kami tetap berharap kepada Bapak Jokowi, Pak Mahfud MD. Mudah-mudahan mereka mendengar suara kita yang ada di lapangan. Tinggal bagaimana kita membulatkan tekad,” tandas Sam Anto.
Pernyataannya seirama datang dari Korwil (Koordinator Wilayah) Jalur Gaza, Sam Amin yang mengaku lelah dengan segala perseteruan. “Saya sudah capek berseteru, saya yang berada di perbatasan hingga mengatasnamakan Aremania jalur Gaza. Jika perdamaian ini tidak dimulai dari sekarang, sampai kapan lagi?,” tanyanya.
“Memang tidak mudah mengawal proses damai ini, tetapi tetap harus tercapai,” harap Sam Amin. (Har/YD)