KOTA MALANG – malangpagi.com
Sekitar 500 umat Katolik dari Kota Malang maupun luar Kota Malang melaksanakan Misa Arwah di Koeboeran Londo. Rabu (2/11/2022). Meskipun hujan mengguyur, Misa Arwah tetap terlaksana dengan begitu khidmat.
Pastor Kepala Paroki, RP. Henricus Suwaji, O.Carm mengatakan pada tanggal 2 November, umat Katolik diberi kesempatan untuk mendoakan semua saudaranya yang telah meninggal dunia.
“Jadi menurut iman Katolik, ketika orang sudah meninggal itu masih ada luka atau ada dosanya. Maka, saat itu tidak langsung ke neraka tapi masih berada di api penyucian. Api penyucian ini adalah tempat manusia dimurnikan,” terang Romo Suwaji saat ditemui Malang Pagi usai Misa Arwah.
Menurutnya, orang yang sudah meninggal dan berada di api penyucian itu masih dimurnikan. “Ia masuk surga belum pantas, namun juga tidak langsung ke neraka. Melalui Misa Arwah ini, umat Katolik mendoakan agar dosanya dikurangi atau dia dibebaskan sama sekali dari kelemahan-kelemahannya, sehingga pantas untuk masuk surga,” bebernya
Dikemukakan Romo Suwaji, Misa Arwah selalu diselenggarakan setiap tanggal 2 November karena merupakan tradisi dari gereja yang sudah cukup lama dan mengacu pada ketentuan dari Roma. “Tanggal 2 November itu adalah perayaan besar dan tanggal 1 November itu perayaan semua orang Kudus yakni orang yang nantinya akan masuk surga,” jelas Romo Suwaji.
Menariknya, perhelatan dilaksanakan di Blok Pasturan. Kompleks Pemakaman TPU Sukun Nasrani yang berada di ujung sebelah barat lantaran di lokasi ini dimakamkan tiga misionaris. Yang dua berasal dari Belanda dan satu berasal dari Indonesia.
“Dua misionaris dari Belanda ini bernama Mgr. Clemens Van der Pas, O Carm, seorang Prefek Apostolik Pertama (1927 – 1933) dan Mgr Antonius Evaristus Yohanes Albers O Carm sebagai Uskup pertama Keuskupan Malang (1961 – 1973). Sedangkan misionaris asli Indonesia bernama Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, O Carm yang pernah menjadi Uskup ketiga Keuskupan Malang (1989 -2016)” beber Romo Suwaji
Diceritakannya, Mgr. Clemens Van der Pas, O Carm datang ke Indonesia diberi tugas untuk membela mereka yang lemah karena adanya penjajahan, kemudian menyebarkan agama Katolik di Kota Malang. “Ia lah perintis dari perkembangan agama Katolik di Malang,” ungkap Romo Suwaji.
Sementara itu, Kepala UPT Pengelolaan Pemakaman Umum Kota Malang, Subaedi menyambut baik agenda Misa Arwah ini. “Saya sangat mendukung kegiatan Misa Arwah ini dan bisa menjadi agenda tahunan dari kegiatan UPT Pengelolaan Pemakaman Umum Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang,” ujar Subaedi.
Dirinya mengaku, telah mempersiapan gelaran ini. “Sebelumnya kami sudah kolaborasi dengan pengurus Gereja dan para jemaatnya untuk melaksakan kerja bakti di seputaran makam Pasturan ini,” ucapnya.
Berkaca dari kegiatan yang telah digelar. Subaedi berpesan agar panitia gereja dapat lebih matang lagi mempersiapkan acara serupa. “Bulan September, Oktober, November dan Desember adalah musim penghujan. Kami mengimbau kepada panitia, apabila anggarannya memungkinkan bisa menggunakan tenda untuk tenda jemaat, karena seandainya terjadi cuaca hujan itu bisa diantisipasi dan acaranya bisa tetap berlangsung,” tandas Subaedi. (Har/YD)