
KOTA MALANG – malangpagi.com
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyebut bahwa berakhirnya diskon tarif listrik memicu terjadinya inflasi di Kota Malang pada Maret terhadap Februari 2025, sebesar 1,37 persen.
“Inflasi di Kota Malang secara month to month atau Maret terhadap Februari sebesar 1,37 persen, faktanya paling utama adalah kembali tarif listrik ke harga normal,” ujar Kepala BPS Kota Malang Umar Sjarifudin, Rabu (9/4/2025).
Diketahui, diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang berjalan sejak 1 Januari 2025, sudah berakhir per 28 Februari 2025. Kini, tarif listrik sudah berjalan normal kembali.
Berdasarkan survei BPS, setelah diskon tarif berakhir, harga tarif listrik pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 8,91 persen dari sebelumnya di Februari yang deflasi 29,32 persen.
“Tarif listrik memberikan andil terhadap inflasi Kota Malang sebesar 0,90 persen,” ungkapnya.
Kemudian, selain tarif listrik, inflasi secara bulanan di Kota Malang juga dipicu kenaikan harga sejumlah bahan pokok sebesar 1,29 persen. Hal itu memberikan andil 0,37 persen terhadap inflasi.
“Artinya banyak permintaan di bulan Ramadan dan Idul Fitri. Kalau dilihat komoditasnya ada bawang merah 0,08 persen terhadap inflasi, cabai rawit 0,08 persen, beras 0,04 persen, dan daging ayam ras 0,02 persen,” jelasnya.
Umar menambahkan, inflasi di Kota Malang juga ada andil dari komoditas emas perhiasan. Dimana, emas perhiasan andilnya terhadap inflasi 0,02 persen.
“Sigaret kretek mesin (SKM) dan telor ayam andilnya juga sama dengan emas perhiasan. Sedangkan jagung manis punya andil 0,01 persen, dan sepeda motor (pembelian baru menjelang Lebaran) 0,01 persen,” tuturnya.
Sedangkan, kata Umar diskon angkutan udara pada momen Ramadhan hingga Idul Fitri mampu menahan laju inflasi di Kota Malang.
Lebih lanjut, potongan harga tarif pesawat memberikan andil sebesar 0,01 persen terhadap deflasi di wilayah setempat.
“Biasanya pesawat ini memicu inflasi di tahun-tahun sebelumnya ketika Idul Fitri tetapi karena ada diskon dari pemerintah justru menahan inflasi,” katanya.
Beberapa komoditas lainnya yang berkontribusi menahan laju inflasi, yakni kangkung -0,02 persen, wortel -0,01 persen, bayam -0,01 persen, terong -0,008 persen, dan semangka -0,006 persen.
“Ada tomat -0,005 persen, apel -0,005 persen, sawi -0,004 persen, sama minyak goreng -0,004 persen,” ucapnya. (Rz/YD)