KABUPATEN MALANG, Malangpagi.com – Gugus tugas desa Mulyoagung melaksanakan sosialisasi terkait transisi menuju New Normal kawasan wisata terpadu.
Giat kali ini bertempat di Cafe Kopitani,Jetak Lor, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jumat 5 Juni 2020.
Gugus tugas desa Mulyoagung diketuai oleh Kepala Desa Mulyoagung “Suheri” melakukan sosialisasi tentang transisi menuju New Normal di kawasan wisata terpadu desa Mulyoagung yang saat ini dibuka kembali Cafe dan Resto di daerah tersebut.
Orang nomer satu di Desa Mulyoagung ini menyampaikan, dengan dibukanya Cafe dan Resto, kami berharap dapat menggairahkan kembali roda perekonomian daerah Mulyoagung.
Para pengusaha di daerah ini harus berperan aktif dalam penerapan new normal beberapa bulan kedepan dengan batas waktu yang belum bisa di tentukan. Kami juga berharap seluruh Cafe dan Resto menerapkan SOP kesehatan, kebersihan, dan persiapan new normal lainnya,” katanya.
Ia menambahkan, bahwa Desa Mulyoagung akan menjadi percontohan bagi daerah lain di Kabupaten Malang. Bahkan, beberapa hari lalu pada 3 Juni 2020, Desa Mulyoagung dinobatkan menjadi kampung tangguh di wilayah Kabupaten Malang oleh Bupati Malang Drs.H.M.Sanusi, M.M,” sambungnya.
Sholeh selaku moderator dan juga menjabat sebagai Sekretaris Desa “Sekdes” ini menyampaikan, laporan legal Peraturan Gubernur (Pergub) yang telah mereka terima, Ia berharap kedepannya para pelaku usaha dapat menjalankan usahanya tanpa rasa was-was bila benar-benar menjalankan protokol New Normal ini.
Perlu diketahui bersama, Sabtu 6 Juni 2020, kawasan ini disarankan untuk mulai berbenah dan mempersiapkan sematang mungkin protokol new normal, seperti one gate system (bila memungkinkan), posko gugus kecil mandiri juga menyediakan thermo gun, tempat cuci tangan dan hand sanitizer sebelum pengunjung memasuki Cafe atau Resto di daerah tersebut.
Sedangkan menurut wakil Gugus Depan (Gudep) yang juga ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Moestono menjelaskan, bila ada 1 kasus saja yang terjadi di wilayah Mulyoagung, dampak efeknya akan sangat panjang dan akan mempengaruhi seluruh aspek ekonomi dan sosial kedepannya.
Untuk itu, kami tak bosan-bosannya dan terus berulang mengingatkan protocol new normal, semisal dengan melalukan pelayanan take-away. Bila terpaksa ada customer yang butuh tempat nongkrong, kapasitasnya hanya maksimal 50 persen dari kapasitas penuh dan tetap memberi jarak 1 meter antar pengunjung, baik saat duduk maupun saat mengantri di kasir pembayaran,” ujarnya.
Lanjutnya, tim patroli mulai besok Sabtu akan mulai inspeksi Cafe dan Resto yang buka, bila masih belum memenuhi protokol kesehatan yang diterapkan, maka sangsinya adalah ditutup selamanya. Internal Cafe dan Resto pun tak luput dari tinjauan.
Beberapa hal yang ditinjau adalah penerapan penutup rambut “topi”, sarung tangan dan masker bagi karyawan saat bekerja, penyemprotan disinfektan sebelum buka atau bila ada suspect , serta langsung menyemprot kursi dan meja dengan disinfektan yang digunakan oleh pengunjung,”paparnya.
Tambahnya, bila menemukan pengunjung yang sakit atau suspect, diharapkan pengusaha tersebut tahu kemana pengunjung diarahkan. Setidaknya, menghubungi satgas terdekat atau menyarankan untuk beristirahat di rumah sampai kondisi benar-benar fit,”ungkapnya.
Kesepakatan jam tutup operasional serta peniadaan live music selama pandemi ini juga menjadi perhatian bersama dalam pertemuan tersebut.
Diharapkan pengusaha juga memberi himbauan protokol kesehatan di papan atau tembok Cafe dan Resto. Tentu semua ini sebagai edukasi pentingnya kedisplinan kebersihan diri, tujuan utamanya agar masyarakat atau pengunjung merasa aman saat nongkrong atau berkunjung,”ungkapnya.
Moestono juga berharap dengan adanya rasa aman ini, sendi ekonomi Kabupaten Malang umumnya dan Mulyoagung khususnya bisa mulai bangkit lagi. Namun dengan tetap disiplin terapkan protokoler New Normal tentu dijalankan benar oleh para pengusaha tersebut,” harapnya.
Acara pertemuan sosialisasi ini dihadiri kurang lebih 20 orang koordinator dari masing-masing paguyupan di wilayah Jetak Asri, Jetak Lor, Dermo, dan sekitarnya.
Reporter: Christian
Editor: Tim Redaksi