KOTA MALANG – malangpagi.com
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang menyebutkan bahwa seluruh kecamatan di Kota Malang belum mencapai target jumlah lokasi Proklim. Padahal arah kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Proklim harus mencapai 20.000 lokasi seluruh Indonesia di tahun 2024 ini.
Dalam peta sebaran Proklim Kota Malang untuk wilayah Kecamatan Lowokwaru dapat dilihat ada 4 RW Kampung Proklim yaitu RW 07 dan RW 05 Kelurahan Tlogomas serta RW 06 Kelurahan Merjosari dan RW 05 Kelurahan Dinoyo.
“Untuk Kecamatan Sukun ada 5 RW Kampung Proklim yaitu RW 03 dan RW 05 Kelurahan Sukun, RW 09 Kelurahan Pisang Candi serta RW 02 dan RW 03 Kelurahan Karangbesuki,” papar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Noer Rahman Wijaya saat memberikan sambutan dalam acara Optimalisasi Partisipasi Masyarakat dalam Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Kota Malang yang digelar di Hotel Swiss Bellin,Kota Malang, Rabu (28/2/2024).
Lalu, untuk Kecamatan Klojen disebutkan Noer Rahman ada sebanyak 5 RW Kampung Proklim yakni RW 01, RW 03 dan RW 04 Kelurahan Rampal Celaket. Di Kelurahan Kidul Dalem ada RW 05 dan di Kelurahan Gading Kasri ada RW 02.
“Sedangkan untuk Kecamatan Kedungkandang ada 3 RW Kampung Proklim yakni RW 05 Kelurahan Arjowinangun dan RW 07 serta RW 08 Kelurahan Lesanpuro. Untuk Kecamatan Blimbing ada 3 RW Kampung Proklim yang berada di Kelurahan Purwanto yaitu RW 05, RW 19 dan RW 23,” jelas Noer Rahman.
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan diperlukan kolaborasi dan sinergi dengan para pihak. DLH Kota Malang menargetkan satu Kelurahan memiliki satu Kampung Proklim.
Disebutkan Noer Rahman, Kota Malang terdiri dari 57 Kelurahan dan tercatat 14.484 RT dengan jumlah RW 3.081.
“Dari sini dapat dilakukan penyelarasan pada program yang disampaikan KLHK agar Kota Malang dapat mencapai target yang ditentukan,” jelas Rahman.
Menurutnya, kesadaran masyarakat ini merupakan urgensi yang sifatnya nasional. “Dimana keberadaan lingkungan yang baik dan yang sehat ini tentunya adalah tuntutan kita semua. Namun, tidak bisa dipungkiri di kawasan perkotaan penghijauan semakin lama, semakin susut karena banyaknya pembangunan-pembangunan” ucapnya.
Dari peta sebaran Proklim Kota Malang dapat disimpulkan bahwa bahwa capaian Proklim Kota Malang tidak mencapai target. “Kota Malang sudah mengirimkan usulan Proklim sejak tahun 2016 . Hingga tahun 2024 hanya mencapai 24 Kampung Proklim dengan lonjakan yang tidak signifikan. Melalui kegiatan semacam ini kami berharap bisa menambah kesadaran kita, khususnya warga Kota Malang untuk menyediakan Kampung Proklim di masing-masing lingkungan,” tutur Rahman
Melalui program Optimalisasi Partisipasi Masyarakat dalam Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Kota Malang. DLH mengajak masyarakat untuk bisa meningkatkan kesadaran pentingnya lingkungan sehingga membentuk suatu ekosistem lingkungan yang baik dengan ditandai ada kegiatan penghijauan atau penanaman dan diperlukan penyelarasan dengan KLHK.
Diakuinya, kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan tidak stabil. “Hal ini bisa dilihat dari grafik yang kami hadirkan signifikansinya dari tahun ke tahun itu tidak banyak juga. Bahkan di tahun 2019 ada lonjakan 7 Kampung Proklim kemudian di tahun 2022 turun lagi. Artinya tidak stabil kesadaran masyarakat ini. Seandainya secara signifikansi meningkat karena kesadaran masyarakat tinggi pastinya grafik harus meningkat, bukan tambah turun. Kesadaran yang labil terhadap pentingnya lingkungan ini sehingga membuat grafik tadi itu tidak stabil. Jadi naik turun, bahkan merosot turun hingga 0 dan memang ini konsekuensinya hidup di perkotaan,” urai Rahman
Dalam kesempatan ini, DLH mewakili Pemerintah Kota Malang tidak bosan bosannya untuk memberikan sosialisasi atau wacana pada masyarakat Kota Malang.
“Proklim berlingkup nasional untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah,” jelasnya.
Sementara itu, Soejono selaku Pembina Proklim Lestari Jawa Timur mengatakan bahwa pendaftar Proklim di Jawa Timur sebanyak 2.446 kampung. Yang menerima penghargaan trophy untuk kategori Proklim Lestari sebanyak 26 kampung, Proklim Utama sebanyak 55 Kampung.
“Untuk penerima penghargaan sertifikat Pratama sebanyak 981 Kampung, Madya 942 Kampung dan Utama 442 Kampung.
“Dan mulai hari ini, Rabu (28/2/2024) Proklim merupakan kepanjangan dari Program Komunitas Untuk Iklim. Jadi, untuk percepatan pembentukan Proklim saat ini tidak hanya kampung saja namun komunitas bisa ikut serta” imbuhnya.
Dalam pembinaan tersebut, Soejono mengulas tentang Strategi Dalam Menggerakkan Masyarakat Untuk Meraih Penghargaan Proklim serta Meningkatkan Kategori Prestasi yang Telah Diraih. Dalam paparannya, ia memberikan pandangan mengenai perilaku sosial masyarakat, pemberdayaan masyarakat, tahapan untuk menuju Proklim Utama maupun Proklim Lestari dengan memberikan contoh-contoh. (Har/YD)