JAKARTA – malangpagi.com
Baru-baru ini publik digegerkan oleh kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Jalan Ir. H Juanda, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pengakuan korban MS melalui unggahan Instagram @soloberlawan_, perlakuan perundungan yang mengarah ke pelecehan seksual terjadi sejak 2012 hingga 2017 silam.
Sepanjang 2012-2014, MS kerap mengalami perundungan dan intimidasi dari sesama rekan kerjanya di KPI Pusat. Pada tahun 2015, MS kembali mendapat perlakuan yang lebih memalukan. Pelaku mencorat-coret alat kelamin korban lantas mendokumentasikannya.
Dalam pengakuannya, MS merasa terhina dan mengalami stres. Bahkan di tahun 2016, MS sering jatuh sakit karena stres berkepanjangan. Di tahun 2017 dirinya sempat periksa ke rumah sakit, dan didiagnosa mengalami hipersekresi cairan lambung akibat trauma dan stres.
Baca Juga :
Pada tanggal 11 Agustus 2017, MS mengadukan permasalahan ini ke Komnas HAM melalui email. Satu bulan berselang, Komnas Ham merespons email tersebut dengan menyimpulkan bahwa tindakan yang dialami korban merupakan kejahatan atau tindak pidana. Komnas HAM menyarankan MS untuk membuat laporan ke pihak kepolisian.
MS akhirnya membuat laporan polisi pada 2019 ke Polsek Gambir. Tetapi petugas menyuruh MS untuk mengadukan perlakuan yang dialaminya ke atasannya, dengan dalih hal tersebut adalah permasalahan internal kantor.
Laporan yang dilayangkan MS ke atasannya hanya berbuah Ia dipindahkan MS ke ruangan lain. Tanpa ada sanksi apapun terhadap para pelaku. Bahkan perundungan secara verbal dari para pelaku pun masih kerap diterimanya.
Tak tahan memendam stres, MS melakukan konsultasi psikologi ke Puskesmas Taman Sari, dan divonis mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder). Pada 2020 MS kembali lapor ke Polsek Gambir, tetapi aduannya tidak ditanggapi serius.
Hingga pada September 2021, kasus tersebut mulai tersebar luar ke publik melalui media sosial. Kecaman terhadap KPI pun datang bertubi-tubi.
Setelah adanya desakan dari publik secara luas, barulah pihak kepolisian dan KPI Pusat memberikan respons terhadap kasus perundungan dan pelecehan seksual yang dialami MS.
Dikutip dari CNN Indonesia, Ketua KPI Pusat, Agung Suprio mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi internal pada para terduga pelaku pelecehan seksual dan perundungan di lembaganya hari ini, Kamis (2/9/2021)
“KPI melakukan pemeriksaan kepada nama-nama yang disebutkan dalam keterangan tertulis oleh korban MS. Diketahui ada tujuh nama yang disebutkan sebagai pelaku perundungan dan pelecehan seksual,” ungkap Agung. Namun dirinya tak merincikan detail investigasi internal tersebut.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, MS tidak pernah membuat rilis (di Instagram) tersebut. “Saudara MS juga tidak pernah datang ke Polsek Gambir untuk membuat laporan polisi. Tapi memang ada kejadian tersebut di tahun 2015 lalu, yang mencorat-coret itu. Itu yang tadi malam, jam setengah dua belas, dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat, itu pun secara kooperatif,” jelasnya.
Untuk saat ini, laporan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap MS sudah diterima Polres Metro Jakarta Pusat, dan masih dalam tahap pemeriksaan. Pihak Polres Metro Jaya juga masih mendalami kasus yang terjadi untuk kemudian melakukan klarifikasi publik. (Gibran/MAS)
