
KOTA MALANG – malangpagi.com
Anggota DPR RI Dapil Malang Raya, Ahmad Irawan menggelar diskusi appp)publik bersama sejumlah awak media, LSM, aktivis, dan mahasiswa di Kota Malang, bertempat di Rumah Makan Kertanegara, Jum’at (21/2/2025).
Bertajuk Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, Ahmad Irawan mengatakan bahwa kegiatan seperti ini telah lama ia inginkan.
“Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, saya sebagai anggota DPR RI akan menjembatani apa yang diinginkan oleh masyarakat di Malang ini,” ujar Irawan.
Dalam diskusi tersebut, Irawan membahas terkait tagar kabur aja dulu yang santer digencarkan di media sosial.
Diketahui, tagar kabur aja dulu merupakan sebuah ajakan untuk pindah dari Indonesia keluar negeri karena kehidupan lebih layak ditengah situasi politik dan perekonomian di Indonesia saat ini.
Hal itu merupakan bentuk protes masyarakat hingga mahasiswa terkait sejumlah kebijakan pemerintah. Terlebih, akhir-akhir ini di tanah air sedang gencar menyorot kebijakan Presiden Prabowo terkait efisiensi anggaran.
Menanggapi hal tersebut, Irawan telah melihat dan mendengar isu yang saat ini sedang ramai, baik tagar kabur aja dulu ataupun Indonesia Gelap.
“Tentu setiap presiden punya kebijakan yang berbeda. Kalau presiden sebelumnya, pak Jokowi fokus pada kebijakan infrastruktur. Sedangkan pak Prabowo punya kebijakan pokok yakni MBG,” katanya.
Tak hanya itu, Irawan juga menyebut, kebijakan Danantara yakni, kebijakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Danantara ini sudah disahkan UU-nya melalui revisi UU BUMN. Kalau kita bisa melihat potensi modal dari Danantara sekitar Rp 300 triliun, mudah-mudahan ini bisa mendorong perekonomian Indonesia sampai posisi delapan dunia. Jadi negara berinvestasi pada proyek strategis,” tuturnya.
Dalam diskusi publik ini, Ahmad Irawan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari awak media, LSM, hingga Mahasiswa terkait isu-isu lainnya. (YD)