
KOTA MALANG – malangpagi.com
Berawal dari kepedulian individu terhadap aksi vandalisme yang merusak sejumlah obyek Cagar Budaya di Kota Malang, Iwan Tri menggagas Gerakan Koin Satus Repes (seratus rupiah).
Pecinta sejarah dan cagar budaya tersebut mengatakan bahwa Gerakan Koin Satus Repes adalah perlawanan atas segala bentuk vandalisme, berupa pengumpulan donasi sukarela untuk pengecatan obyek-obyek yang menjadi sasaran vandalisme
Di samping itu, gerakan ini juga mengajak individu maupun kelompok untuk ikut berpartisipasi menjaga dan merawat warisan budaya dan sejarah.
Dukungan terhadap Gerakan Koin Satus Repes ini ditunjukkan oleh sejumlah pihak, dalam Rapat Koordinasi yang digelar di kawasan Kayutangan, pada Rabu (1/9/2021).

Sejumlah tokoh hadir di acara tersebut, di antaranya anggota komisi C DPRD Kota Malang Ahmad Fuad Rahman, Rektor ITN Malang Prof. Abraham Lomi, dan Dosen Arsitektur ITN Malang, Budi Fathony.
Iwan Tri mengaku Gerakan Koin Satus Repes, diharapkan menjadi cikal bakal gerakan kepedulian terhadap kawasan heritage, termasuk kawasan Kayutangan.
“Diharapkan gerakan ini bisa menyebar luas ke seluruh Kota Malang, dan menggelitik para penggiat budaya, individu, maupun kelompok yang peduli dengan bangunan heritage,” ucap Iwan kepada Malang Pagi.
Berangkat dari swadaya mandiri, Iwan mengaku Gerakan Koin Satus Repes mulai mendapat dukungan masyarakat, melalui kotak donasi ditempatkan di sejumlah titik.

Hanya dalam waktu dua minggu, donasi yang dikumpulkan mampu dipergunakan untuk belanja peralatan yang dibutuhkan, terutama cat tembok.
“Memang saat ini kami tidak mengecat bangunan Cagar Budaya ini sesuai cat aslinya. Nantinya kami akan berkoordinasi dengan teman-teman yang ahli di bidang Cagar Budaya, mengenai cat khusus untuk bangunan Cagar Budaya,” pungkas Iwan. (Diky/MAS)