KABUPATEN MALANG, Malangpagi.com – Situasi pandemi Covid-19 membawa imbas luar biasa kepada masyarakat. Imbas psikologi, sosial, kesehatan, dan ekonomi kian nyata terasa. Sebagian warga pun sampai detik ini masih ada yang belum mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos).
Salah satunya seperti yang dialami keluarga Sutrisno (33) warga RT.16 / RW.03 Dukuh Niwen Desa Sidorahayu Kabupaten Malang. Sejak situasi pandemi Covid-19 kondisi perekonomian dalam rumah tangganya sangat terpuruk.
Pria yang kesehariannya sebagai buruh bangunan ini mengatakan, sudah 1 bulan lebih saya nganggur. Sebelumnya kerja sebagai kuli bangunan. Dulu penghasilan 1 minggu kalau full biasanya Rp450.000 tapi sekarang, kadang kerja 1 minggu cuma 2 hari atau 3 hari saja.
Istri saya sendiri saat ini sedang hamil 6 bulan, kami punya 3 orang anak, yang pertama kelas 1 SD yang kedua keguguran karena kandungan istri kurang kuat,” keluhnya.Untuk anak yang ketiga saat ini berusia 6 bulan dalam kandungan ,”ungkap pria yang berprofesi sebagai kuli bangunan, Minggu 31 Mei 2020.
Kepada malangpagi.com ia mengatakan, setelah status dalam pekerjaan dirumahkan, secara otomatis sebagai kepala rumah tangga yang seharusnya mendapat penghasilan untuk anak dan istri, saya sekarang menjadi pengangguran.
Ikhtiar dan doa pun tak henti – hentinya kami lakukan, meski dengan keterbatasan transportasi dan ekonomi, saya pribadi tak kenal lelah atau menyerah keliling kesana kemari untuk cari kerja. Tapi hasilnya sampai detik ini nihil,” ujarnya sambil mata berkaca – kaca.
Lanjut Sutrisno, untuk bertahan memenuhi kebutuhan hidup saat ini, kadang istri dimintai tolong bantu tetangga sekitar dan di upah. Terkadang, untuk memenuhi kebutuhan pokok kami pun juga terpaksa hutang dan berjanji mengembalikannya setelah bekerja,”jelasnya.
Bahkan untuk makan sehari, kami sekeluarga cukup 1-2 kali sehari itupun seadanya. Padahal istri saya dalam kondisi hamil dan butuh banyak nutrisi. Sebenarnya istri juga punya Kartu Indonesia Sehat (KIS) tapi belum paham penggunaan dan manfaatnya. Sampai detik ini pun belum ada bantuan dari pemerintah dalam bentuk apa pun, kalau bicara soal bantuan kami baru mendapatkannya dari Masjid sekitar yaitu berupa beras zakat, “pungkasnya.
Ia juga menambahkan, kami juga dibantu aliran air PDAM oleh tetangga, terkait iuran kadang kami ditarik Rp20.000 tiap bulannya. Sedangkan untuk token listrik kebetulan di pasangkan teman dan untuk tiap bulannya kami angsur.
Menurut Sutrisno, rumahnya ditempati baru 3 tahun lamanya. Sebelumnya dia bertempat tinggal di rumah ibunya, hendak mengurus pindah dari tempat tinggal yang lama ke baru ia merasa kesulitan. Alasannya seluruh dokumen kependudukannya hilang.Tapi dirinya mengakui sudah berusaha mengurus dokumen – dokumen itu,”tutupnya.
Reporter: Doni
Editor: Tim Redaksi