JAKARTA – malangpagi.com
Industri musik digital makin berkembang saat ini, dan menuntut para pegiatnya memiliki pengetahuan lebih guna mampu bersaing memperebutkan marketshare. Indonesia Records, sebagai salah satu label musik, memiliki komitmen yang kuat dalam mengorbitkan karya-karya para penyanyinya, yang berasal dari berbagai kota di Indonesia. Hal tersebut menjadi bahasan utama label ini, saat menggelar Quarterly Meetings di Jakarta, Sabtu (16/4/2022).
Rulli Aryanto, salah satu pendiri Indonesia Records menegaskan bahwa industri musik digital berkembang luar biasa cepat. Sehingga mereka yang tidak mau belajar dan tidak siap dengan perubahan akan tertinggal.
“Secara berkelanjutan, Indonesia Records sejak awal 2022 telah menjalin komitmen dengan artis-artis yang berasal dari sejumlah kota di Indonesia. Seperti Surabaya, Lumajang, Jember, Kediri, Yogyakarta, Jakarta, Bengkulu, dan Bandung. Kami masih terbuka dengan siapapun untuk bergabung,” papar Rulli.
Uniknya, artis yang bergabung di Indonesia Records memiliki latar belakang berbeda-beda. Mulai masih anak sekolah, aktivis lingkungan hidup, pemain sinetron, bisnis fashion, hingga bisnis jual beli tanah.
Dalam waktu dekat ini, lanjut Rulli, Indonesia Records akan merilis karya-karya dari 14 artisnya. Mereka adalah Sanchai Yang (Banyuwangi), Sanggara (Banyuwangi/Jember), Aceng Gimbal (Jakarta), Luddy Roos (Jakarta), Eckel Roos (Jakarta), Novee Bunga (Bandung), Bayu Lesmana (Bengkulu), Kiting (Jakarta), Dapshara (Jakarta), Adiba Cahya (Surabaya), Alvin Maulana (Surabaya), Tety Widiastuti (Jakarta), Yuanita (Lumajang), dan Rara Zen (Kediri/Yogyakarta).
Rulli optimistis dengan kemampuan para artisnya. Apalagi sebagian nama yang ada sudah dikenal masyarakat. Salah satunya adalah bintang sinetron Novee Bunga.
“Seperti namanya, Indonesia Records, mewakili negeri ini yang luas dan meliputi banyak daerah. Saya yakin setiap daerah punya potensi hebat yang patut diwadahi. Dan saya selalu tanamkan kepada mereka nilai-nilai ketekunan, kesabaran, serta kesetiaan,” beber Rulli.
Indonesia Records dirikan oleh Rulli bersama Tety Widiastuti dan Tjong Sartono (alm) pada 2008 di Jakarta. Awalnya Indonesia Records bernama Napakboemi Records, yang kemudian berubah menjadi Napakboemi Panca Senada sebagai holding company yang menaungi Indonesia Records, Tune Lab Records, Hebat Records, Indonesia Music Society, Nontonkonserdotcom, Mentari Management, dan sejumlah unit usaha lainnya.
“Indonesia Records adalah tempat untuk berkarya. Kalau ditotal sejak kami menggunakan nama Napakboemi Records sampai menjadi Indonesia Records, sudah lebih dari 3.000 lagu kami produksi, dan merilis 100 lebih penyanyi dari seluruh Indonesia. Semua genre ada di Indonesia Records. Mulai metal sampai dangdut. Ada semuanya,” urai Rulli.
Indonesia Records juga bersinergi dengan Nagaswara dalam pengelolaan distribusi karya di YouTube Music, selain bekerja sama dengan Orchad Music (Amerika, Inggris) dan Believe Music (Prancis). “Dengan melakukan kerja sama, kami berharap dapat membuat karya teman-teman yang ada di bawah naungan kami lebih maksimal, dan tercover dengan baik di era digital yang tanpa batas ini,” jelas Rulli.
Pihaknya mengaku tak ingin karya-karya original para artis digugat melalui cyber crime, seperti yang sering dialami penyanyi Ed Sheeran. “Ayo visit Instagram atau kanal YouTube Indonesia Records. Yang mau tahu banyak tetang kami, dapat langsung menghubungi WhatsApp ke +62819-1457-7088,” tutupnya. (Fadhli/MAS)