KOTA MALANG – malangpagi.com
Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Jawa Timur VII 2022 memang telah usai pada Minggu (3/7/2022) lalu. Namun kenangan dari perhelatan olahraga terakbar di Jatim tersebut masih menyimpan kenangan, terutama bagi para atlet. Tak terkecuali, Karina Arisandi Pamungkas (18), atlet Kota Malang yang berlaga di cabang olahraga Kickboxing, yang merengkuh medali perak di ajang multievent pertamanya ini.
“Sebenarnya kemarin optimistis bawa pulang medali emas. Namun sayang di ronde ketiga lawan berhasil mengejar ketinggalan poin. Dan saya pun harus puas mendapat perak,” ungkap Karin kepada Malang Pagi, Sabtu (2/7/2022).
Peraih medali perak PORPROV VII 2022 cabor Kickboxing kategori Pointfighting -55 kilogram putri itu juga menyayangkan menurunnya kualitas wasit yang memimpin di laga final. “Untuk kategori Pointfighting kan wasitnya ada tiga. Nah, untuk mendapatkan poin, minimal harus ada dua wasit memberikan poin sama. Saat saya nendang perut lawan seharusnya terlihat jelas itu masuk. Hanya wasit tengah yang mengangkat tangan tanda ada poin masuk. Tapi dua wasit lainnya di kanan kiri tidak angkat tangan. Jadinya ya tidak dapat poin. Dan ini sering terulang,” tutur putri pasangan Moch. Rifai dan Ribut Lestari itu.
“Yang juga bikin kecewa. Saat tendangan lawan ke arah kepala berhasil saya blok pakai lengan, yang seharusnya tidak dapat poin, wasit malah memberikan dua poin untuk lawan,” keluh dara yang sebentar lagi akan menjalani studi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang itu.
Karin menceritakan, saat babak pertama dirinya sempat tertinggal empat poin. “Terus di babak kedua saya berhasil unggul. Saat di babak ketiga, terjadi kejar-kejaran poin, dan akhirnya lawan unggul selisih tiga poin,” bebernya.
“Meskipun hasil akhirnya cukup mengecewakan, tapi pengalaman ini saya jadikan pemicu untuk berlatih keras dan meraih prestasi lebih tinggi,” lanjut alumni SMA Negeri 7 Malang itu.
Olahraga beladiri sejatinya bukan hal baru Karin. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Ia ternyata sudah berlatih olahraga kontak fisik ini. “Awalnya olahraga yang saya geluti adalah Taekwondo. Namun sempat vakum saat masuk SMP karena sekolah full day, sehingga tidak ada waktu untuk latihan. Barulah saat naik kelas IX, tepatnya pada 2019, mulai kembali berlatih Taekwon-Do ITF di Sawojajar. Dan sejak itu sering ikut berbagai turnamen, baik Taekwon-Do maupun Kickboxing,” paparnya.
Gadis berhijab mengaku ingin terus menorehkan prestasi dan membanggakan Kota Malang. “Umur saya masih 18 tahun, masih ada kesempatan untuk mengikuti PORPROV tahun depan. Tentu saya akan berlatih lebih keras lagi. Karena saya punya mimpi, suatu saat kelak mengharumkan nama Jawa Timur dan Indonesia,” harapnya.
Karin bersyukur lantaran mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan jajaran pelatih. Tidak lupa Ia pun mengucapkan terimakasih kepada KONI Kota Malang atas fasilitas yang diberikan. “Alhamdulillah, keluarga mendukung banget. Pelatihnya juga telaten. Ditambah ada pembekalan berupa Character Building, yang sangat membantu menghilangkan nervous saat bertanding. Semoga saya dapat terus mengharumkan nama Kota Malang,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, Meta Andri Setiawan selaku pelatih mengaku pihaknya langsung menyiapkan sejumlah atlet, untuk menyongsong gelaran PORPROV Jatim VIII yang akan dihelat pada 2023 mendatang di Sidoarjo. “Saat ini kami mulai mendata beberapa atlet potensial untuk bergabung dalam Puslatkot,” jelasnya.
Penyandang sabuk hitam Kickboxing Indonesia itu mengaku, Karin masih berpotensi masuk ke dalam tim inti untuk ajang PORPROV mendatang. “Sebenarnya di PORPROV kemarin, Karin bertanding pada kelas di atasnya. Selama ini Ia biasa berlaga di kelas -50 kilogram, sedangkan di POPROV perdananya Ia harus bertanding di kelas -55,” terangnya.
“Sebelumnya Karin pernah meraih medali emas ke Kejurprov Kickboxing Jatim 2020 dan medali perak Kejuaraan Open Nasional 2022, pada kategori yang sama di kelas -50. Jadi saya kira, Karin cukup berhasil menjawab tantangan yang diberikan untuk PORPROV kali ini,” sambung Meta. (Har/MAS)