
KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Kepala Dusun Sumber Tangkil, Desa Sumber Tangkil, Kecamatan Tirtoyudho, Kabupaten Malang, Anto Pribadi menyambut baik kedatangan kolaborasi relawan Malang Peduli Demokrasi (MPD), Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT), dan IOF (Indonesia Off-Road Federation).
Kedatangan para relawan tersebut dalam rangka menyalurkan bantuan dan menghibur korban terdampak gempa bumi khususnya ibu dan anak-anak.
Bantuan yang didistribusikan berupa ATK, buku gambar, pensil warna, paket snack, mainan anak, dan perlengkapan mandi. Para relawan mengonsep acara sedemikian rupa untuk menghibur warga pasca gempa.
“Kami sangat mengapresiasi konsep giat relawan yang datang ini. Anak-anak diajak bernyanyi, mewarnai, menggambar, dan bermain bersama. Ibu-ibu juga dilatih membuat cenderamata dari botol plastik bekas. Tentu hal ini sangat bermanfaat,” ujar Anto, Rabu (21/4/2021).

Anto menambahkan, kegiatan semacam ini perlu dilakukan, karena khususnya anak-anak dan ibu-ibu di dusunnya tak sedikit yang mengalami trauma pasca gempa terjadi beberapa waktu lalu.
Tercatat ada kurang lebih 185 hunian warga rusak. 65 termasuk kategori rusak berat, 79 rusak sedang, dan sisanya rusak ringan. “Kalau korban jiwa nihil. Namun ada beberapa mengalami luka lecet,” jelasnya.
Anto sangat bersyukur pihaknya mendapatkan bantuan dari pemerintah, donator, dan relawan. Ia mengakui, persediaan logistik yang diterimanya cukup untuk satu minggu ke depan.
“Untuk saat ini, yang benar-benar kami butuhkan adalah bantuan material. Terkait rumah warga yang ambruk, sebagian sudah mulai dibenahi dengan biaya secara mandiri maupun swadaya masyarakat sekitar,” bebernya.
Dirinya menambahkan, untuk pembenahan hunian warga yang ambruk, rencananya akan dilakukan pembersihan total oleh Pemerintah Daerah pada Sabtu (24/4/2021) mendatang. Selanjutnya akan dimulai pembangunan hunian baru.
“Hunian yang rusak berat mayoritas berada di RT 02 RW 01. Pemerintah telah menyediakan tenda pengungsian, namun sayangnya tidak dimaksimalkan penggunaannya oleh korban gempa,” jelas Anto.
“Warga cenderung mendirikan tenda sendiri untuk berteduh di samping rumahnya. Alasannya untuk menjaga barang-barang yang masih tertinggal di reruntuhan bangunan,” pungkasnya.
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan