KOTA MALANG – malangpagi.com
Musim kemarau yang cukup panjang hingga cuaca ekstrem, di mana siang hari udara terasa sangat panas dan menyengat, dapat menyebabkan tanaman mengalami kekeringan bahkan mati. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang melalui Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) melakukan penyiraman ekstra.
Kepala Bidang RTH DLH Kota Malang, Laode Kulaita Bachrun Al Fitra, menyampaikan bahwa pihaknya memaksimalkan kegiatan penyiraman. “Kami memiliki Tim Tangki Air yang selalu bergilir menyiram tanaman-tanaman. Satu tangkinya dibagi ke beberapa kawasan setiap malam dan setiap hari. Sengaja kami kerahkan malam hari agar tidak menggangu aktivitas pengguna jalan,” ungkap Laode kepada Malang Pagi, Sabtu (30/9/2023).
Selain itu, penyiraman malam hari lantaran penyiraman tanaman tidak dapat dikerjakan dengan terburu-buru. “Penyiraman tanaman itu tidak bisa cepat, agar semua tanaman dapat tersiram secara merata. Apabila dikerjakan siang atau sore hari takutnya menghambat lalu lintas,” jelas Laode.
Dikatakannya, terdapat lima Tim Tangki Air yang diterjunkan setiap harinya. “Untuk penyiraman kami membutuhkan sekitar 3.000 hingga 5.000 liter air. Itu untuk satu tangki air saja. Sekali jalan, tim dapat menyirami sekitar 10 taman,” terang Laode.
Tidak hanya penyiraman yang lebih intens, pihak RTH juga secara rutin melakukan perempesan atau perapian pohon, mengingat cuaca ekstrem diikuti angin kencang. “Selain Tim Tangki Air, DLH Kota Malang juga memiliki Tim Pemeliharaan Pohon. Terdiri dari Tim Pohon, Tim Survei dan Tim Emergency,” sebutnya.
“Sekiranya itu ada permintaan, maka Tim Survei kami akan meninjau lokasi dan menjadwalkan untuk dilakukan perempesan atau perapian pohon. Yang sifatnya permohonan masyarakat itu yang kami dahulukan. Namun jika tidak ada permintaan, kami jadwalnya secara rutin pada kegiatan perapian kawasan,” beber Laode.
“Kami juga melibatkan Dinas Perhubungan (Dishub), karena kami memakai alat berat yang otomatis sebagian menutup sebagian jalan. Dan peranan Dishub mengatur lalu lintasnya,” imbuhnya.
Pohon yang dilakukan perempesan yaitu jika dahan atau rantingnya sudah doyong ke jalan raya. “Kami pun melihat, apakah di satu kawasan tersebut banyak yang perlu dirempesi untuk keefektifan program, karena kalau cuma satu pohon tidak efektif,” tutur Laode.
Hal senada dikemukakan Koordinator Tim Penyiraman, Mokh Abbas. Dikatakannya, penyiraman tanaman pada musim kemarau dilaksanakan setiap hari menggunakan mobil tangki dan mobil pikap penyiraman. “Kami melakukan penyiraman di beberapa titik Ruang Terbuka Hijau, meliputi taman kota, hutan kota, pedestarian, vertikal garden, pohon penghijauan, dan pot kota,” tutup Mokh Abbas. (Har/MAS)