KOTA BATU – malangpagi.com
Bekerjasama dengan sejumlah sponsor, di antaranya Kaliwatu, Loan House Production, Gekraf, dan TV Desa, Herman Aga seorang penggiat perfilman nasional menggelar workshop sinematografi, yang digelar di Kaliwatu, Jalan Pandanrejo, Gang Kaliwatu No. 1A, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jumat (3/12/2021).
Tak tanggung-tanggung, Herman menghadirkan seorang director of photography film-film nasional, Amalia Trisna Sari dari Indonesian Cinematographers Society (ICS) sebagai narasumber.
Amalia sendiri telah lama berkecimpung di dunia sinematografi, dan terlibat dalam sejumlah film nasional, seperti Tabula Rasa, Mantan Manten, Galih dan Ratna, Aruna dan Lidahnya, Anak Garuda, serta masih banyak lagi.
Dalam kesempatan ini, Herman menjelaskan bahwa sebetulnya di Kota Batu cukup potensial bagi industri perfilman. Hanya saja, menurutnya pergerakannya masih bersifat parsial. Karena secara keseluruhan masih terbentur pada infrastruktur yang terbatas, dan belum terbentuk jejaring atau networking.
“Kota Batu sangat potensial untuk menjadi studio alam bagi para film maker atau cinematographer. Tetapi semua masih belum tergarap dengan baik. Tidak menutup kemungkinan, nantinya Batu mampu menjadi sebuah Kota Sinema,” tutur Herman.
Herman menambahkan, pihaknya tidak akan sekali ini saja menggelar workshop sinematografi. Namun selanjutnya juga akan terdapat sesi-sesi lain yang dilaksanakan di tempat yang berbeda.
“Kami juga ada rencana pembuatan film pendek dengan lokasi syuting di Batu. Tapi masih mencari tempat-tempat yang bagus. Karena banyak spot di Kota Batu yang cocok untuk syuting film,” ucap Herman.
Sementara itu, Amelia menyampaikan, dengan seringnya diadakan seminar atau kursus tentang sinematografi, maka akan membuat banyak orang tahu bahwa sinematografi tidak terbatas hanya pada kamera saja. Tetapi juga meliputi lighting, framing, dan sebagainya.
“Kami ingin memberitahu, bahwa proses yang benar sebagai seorang film maker adalah seperti ini. Kami juga tidak ingin mengadakan workshop yang sia-sia. Artinya, di samping teori juga harus dibarengi praktik. Untuk itu, sebelum kami ngajar, terlebih dahulu harus paham materi yang akan disampaikan, untuk selanjutnya dipraktikkan,” papar Amelia.
Di tempat yang sama, Andri Wijaya selaku Kabid Diskominfo Kota Batu mengungkapkan bahwa workshop yang digelar sangat bermanfaat, terutama bagi komunitas perfilman yang ada di Kota Batu, serta juga bagi personel dari TV Desa.
“Workshop ini dapat melecut mereka. Sehingga paling tidak dapat upgrade kemampuan dalam pembuatan film. Kegiatan ini juga sangat penting bagi kita untuk membuat jejaring baru, dan menambah pengalaman di bidang sinematografi,” kata Andri.
Pihaknya meyakini, jika sudah menguasai teknik pembuatan film, maka untuk melangkah ke bidang broadcasting akan menghasilkan kualitas yang lebih baik.
“Akhirnya gaya pertelevisian kita tidak lagi monoton. Sudah kekinian dan lebih sinematis. Seperti beberapa waktu yang lalu, saat saya mengadakan Festival TV Desa dan kompetisi film pendek, ternyata antusiasme anak-anak muda sangat tinggi. Bahkan karya-karya yang dihasilkan lumayan bagus,” tutupnya. (Dodik/MAS)