KOTA MALANG – malangpagi.com
Puluhan legenda sepakbola Kota Malang dari era 1960 hingga 1990an berkumpul dalam acara halalbihalal dan sarasehan Legenda Sepakbola Bhumi Arema di ruang bioskop studio lantai 5 gedung MCC (Malang Creative Center), Sabtu (29/4/2023).
Dalam kegiatan itu, para pesepakbola veteran tersebut melontarkan gagasan untuk mendirikan sebuah museum sepakbola. “Ide awal pendirian museum sepakbola ini bermula saat kami berkumpul bersama para pecinta sepakbola. Intinya kepedulian kami, melihat sepakbola Kota Malang kok hanya gini-gini saja,” ungkap Imam SAR, Ketua Pelaksana acara halalbihalal dan sarasehan.
Menurut Imam, banyak para pecinta sepakbola yang menyimpan memori sejarah sepakbola. Sehingga kemudian tercetus ide untuk menginventarisir data-data tersebut. “Kami sudah mengumpulkan berbagai barang tentang sepakbola, mulai dari Kota Malang hingga ke seluruh pelosok negeri. Ada sertifikat pelatihan yang pertama kali diadakan di Indonesia. Juga ada jaket dan seragam training pertama,” beber aktivis dan pelatih sepakbola itu.
Untuk merealisasikan gagasan pendirian museum sepakbola tersebut, pihaknya telah mengajukan proposal kepada Pemkot Malang, serta meminta dukungan agar museum itu nantinya ditempatkan di Stadion Gajayana. “Kami juga masih mewacanakan namanya. Entah Museum Sepakbola Indonesia, atau Museum Sepakbola Malang,” ucap Imam.
Di tempat yang sama, pengawas Museum Musik Indonesia (MMI), Hengki Herwanto, menyambut baik rencana para legenda sepakbola untuk mendirikan sebuah museum sepakbola. “Dari pertemuan ini, teman-teman pecinta sepakbola sepakat untuk mendukung pendirian museum sepakbola. Selanjutnya, kami akan membentuk tim kecil guna merumuskan hasil hari ini untuk langkah-langkah selanjutnya,” terang Hengki.
Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang itu pun berharap, museum sepakbola dapat berdiri tahun ini juga. “Di Malang Raya ada 23 museum, dan 13 di antaranya ada di Kota Malang,” beber Hengki.
“Rencana museum baru di Kota Malang ada dua. Yaitu Museum Musik Malang dan Museum Sepakbola. Khusus Museum Sepakbola, juga akan diwacanakan memuat dokumentasi sejarah [Stadion] Kanjuruhan dalam lagu, dan lomba cipta lagu sepakbola Kota Malang,” imbuhnya.
Hengki berharap, keberadaan museum sepakbola nantinya mampu mengemban tiga fungsi. Yaitu hiburan, pendidikan, dan riset yang dapat menjadi sarana penelitian. (Har/MAS)