
TOKYO – malangpagi.com
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemenang Olimpiade Tokyo 2020, mulai Jumat, 23 Juli 2021, akan diberikan medali emas, perak, dan perunggu yang seluruhnya terbuat dari daur ulang barang elektronik bekas.
Pada Februari 2017 lalu, panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo telah mengumumkan upaya ini, yang diberi nama Proyek Logam Tokyo 2020. Mereka meminta masyarakat Jepang untuk menyumbangkan barang elektronik tak terpakai mereka, seperti ponsel, kamera, gawai video game, dan laptop.
Panitia menempatkan kotak pengumpulan barang elektronik bekas di kantor pos dan di sudut-sudut jalan di seluruh Jepang. Mereka juga bermitra dengan 2.400 toko elektronik untuk mengumpulkan barang elektronik sebanyak mungkin.
Keberhasilan proyek ini terlihat jelas dengan banyaknya barang elektronik yang disumbangkan, yaitu sebanyak 72 juta kilogram. Dari keseluruhan yang terkumpul, kemudian diurai menjadi menjadi sekitar 3.500 kilogram perak, 2.200 kilogram perunggu, dan 33 kilogram emas.
Kontraktor yang sangat terlatih kemudian mengekstrak emas, perak, dan perunggu dari komponen barang-barang elektronik tersebut, melebur, serta mengubahnya menjadi medali.
Mekipun sejatinya Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver adalah event Olimpiade pertama yang membuat medali dari daur ulang barang elektronik, namun setiap medalinya mengandung sekitar 1 persen bahan daur ulang.
Olimpiade Rio 2016 kemudian mengikutinya konsep ini, dengan perkiraan 30 persen medali perak dan perunggu berasal dari bahan daur ulang.
Akan tetapi, Olimpiade Tokyo 2020 menandai untuk pertama kalinya keseluruhan medali terbuat dari bahan daur ulang. Serta pertama kalinya warga negara terlibat langsung dalam menyumbangkan perangkat elektronik bekas mereka untuk membuat medali. (MAS/Red)