KOTA MALANG – malangpagi.com
Penyelenggarakan Musyarawah Olahraga Kota (Musorkot) KONI Kota Malang di Hotel Savana, Sabtu (17/12/2022), akhirnya resmi dinyatakan ditunda. Keputusan tersebut disampaikan Ketua Umum KONI Kota Malang, Eddy Wahyono saat akan memulai Rapat Pleno I.
Menurut Eddy terdapat beberapa alasan ditunda Musorkot ini. Salah satu yang terpenting adalah mengakomodir dinamika yang terjadi menjelang Musorkot, terutama terkait prosedur yang dianggap menyalahi AD/ART.
“Selama masa penundaan, KONI Kota Malang juga akan menyelesaikan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) cabor yang masih bermasalah. Hingga detik ini masih ada 15 cabor. Semoha dapat selesai minggu depan,” ucap pria yang hobi mengendarai motor gede itu.
Selanjutnya, pihak KONI Kota Malang akan menunggu SK perpanjangan masa jabatan pengurus dari KONI Jawa Timur. Karena masa jabatan yang sejatinya habis pada Juli lalu diperpanjang terkait penyelenggaraan PORPROV VII Jatim, dan berakhir pada Desember 2022 ini. “Pastinya menunggu SK dari provinsi, karena masa bakti saya habis Desember ini. Jika sudah, maka kami dapat menggelar Musorkot kembali,” pungkas Eddy.
Satu hal yang menarik perhatian, adalah ketidakhadiran Walikota Malang yang merupakan Dewan Pembina KONI Kota Malang. Tak hanya itu, ketidakhadiran sejumlah pejabat utama OPD terkait juga makin menimbulkan tanda tanya. Di antaranya ketidakhadiran Wakil Walikota Malang, Ketua DPRD Kota Malang, dan Ketua Disporapar Kota Malang.
Tampak undangan yang hadir dalam Musorkot ini hanyalah perwakilan dari KONI Provinsi Jatim dan KORMI Kota Malang.
Di samping itu, pengamanan Musorkot di Hotel Savana ini juga cukup menarik perhatian. Terutama kehadiran puluhan ormas Banser berseragam paramiliter tampak berkumpul tak jauh dari ruang tempat acara berlangsung. “Kayak mau perang saja,” celoteh salah satu peserta Musorkot.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi KONI Jatim, Deddy Suhajadi Eka Kusumah menilai situasi saat ini, di mana terdapat ketidakcocokan antara tata tertib dengan AD/RT, sangat rawan jika Musorkot tetap dilaksanakan. “Seharusnya tata tertibnya lebih siap, dan pengurus meminta SK perpanjangan masa jabatan maksimum satu bulan,” terangnya.
Di samping itu, Deddy juga menegaskan setiap cabor untuk melaporkan LPJ, karena terkait pertanggungjawaban pendanaan yang bersumber dari anggaran pemerintah.
Acara Musorkot KONI Kota Malang sendiri sempat molor, dan baru dimulai sekitar pukul 11.00 WIB lebih. Di awal acara, KONI Kota Malang berkesempatan menyerahkan apresiasi secara simbolis kepada atlet-atlet Kota Malang yang tahun ini mendulang prestasi di level nasional.
Agenda utama Musorkot KONI Kota Malang sendiri adalah pemilihan Ketua Umum KONI Kota Malang periode 2023-2027 yang menghadirkan dua kandidat bakal calon ketua. Yaitu Eddy Wahyono selaku pertahanan, dan Djoni Sudjatmiko yang merupakan wajah baru di dunia olahraga. (MAS)