KOTA MALANG – malangpagi.com
Pelantikan Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sunan Ampel Universitas Islam Negeri Malang Maulana Malik Ibrahim Kota Malang digelar di lantai satu Gedung DPRD, Sabtu (12/3/2022).
Dalam pelantikan tersebut, PMII mengusung tiga visi misi yang harus dijalankan pengurus Komisariat Sunan Ampel. “Tiga visi misi yang ada dalam tubuh pengurus PMII Komisariat Sunan Ampel periode 2022–2023 yang kami singkat dengan REAKTIF,” terang Ketua PMII Komisariat Sunan Ampel, Alfani.
Pertama yaitu regeneratif, yang artinya kepemimpinan dalam tubuh organisasi harus terus berjalan dan pengkaderan harus pula terus berjalan meskipun dalam masa pandemi.
Kedua adalah kreatif, yang berarti teman-teman PMII harus sekreatif mungkin dalam menjalankan tugas organisasinya. Dan yang Ketiga adalah masif, yang diibaratkan menjadi doa yang diharapkan kepengurusan tetap kuat hingga nanti.
Di samping itu, Alfani menyampaikan tujuan pelantikan ini adalah sebagai ajang seremonial. Di mana yang diinginkan adalah keharmonisan atau rasa kepemilikan anggota dalam tubuh organisasi PMII.
“Dengan rasa memiliki ini, diharapkan teman-teman dapat nyaman dalam berkhidmah dan totalitas dalam menjalankan tugas kerja organisasi,” terangnya.
Alfani pun mengatakan, kepengurusan komisariat PMII didasari kemauan dari setiap anggotanya. “Di bawah Komisariat Sunan Ampel ini ada tujuh lembaga yang dinamakan rayon, yang mendelegasikan kader terbaiknya untuk menjadi pengurus komisariat. Jadi tidak ada kriteria khusus dan berdasarkan atas kemauan pribadi,” bebernya.
Dirinya mengatakan, dalam waktu dekat usai pelantikan, pihaknya akan membuat aplikasi, untuk mempermudah pengaderan di dalam PMII UIN Malang.
Alfani menyebut, masyarakat dapat berkontribusi dalam PMII. Namun untuk masuk di dalam struktur organisasi, pastinya adalah mahasiswa dan harus beragam Islam.
Lebih lanjut Ia berharap, keberadaan PMII dapat dirasakan, tidak hanya untuk anggota PMII sendiri, tetapi juga oleh masyarakat yang ada di sekitarnya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu pembicara Margiyanto memberikan saran untuk melakukan koordinasi dan berkolaborasi dengan lembaga kampus yang ada.
“Lakukan koordinasi dengan baik, memastikan bagaimana hubungan antarlembaga yang ada di dalamnya, memastikan bagaimana hubungan kerja antarbidang, dan bagaimana menjaga hubungan dengan wakil ketua. Jangan sampai ketua komisariat bekerja sendiri tanpa melibatkan lainnya,” imbau Margiyanto.
Dirinya juga menyarankan, setiap pengurus menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya dengan baik. Menentukan arah program kerja dalam satu tahun melalui perencanaan yang baik.
“Jika organisasi bobrok, komisariat bobrok dengan urusan internal, maka pemantaban organisasi tidak akan terbangun. Namun, jika tupoksi dijalankan dengan baik, planning, dan monitoring yang tersistem, maka visi misi organisasi sesuai harapan dapat tercapai,” tandas Margiyanto. (Har/MAS)