SURABAYA – malangpagi.com
Pelaksanaan Seleksi Nasional PPKBI (Pengurus Pusat Kickboxing Indonesia) tahap II di Jakarta, pada 5-7 April 2021 mendatang menuai kontroversi. Pasalnya, pihak panitia secara mendadak mengubah aturan pelaksanaan seleksi, dengan melarang atlet berlaga didampingi pelatih dari daerahnya.
“Kalau pelatih tidak diperbolehkan mendampingi atletnya di sisi ring, lebih baik kami mundur. Untuk itu, 8 atlet Surabaya saya tarik, alias tidak ikut seleksi,” tukas Subianto, pelatih Kickboxing Jawa Timur asal Surabaya, Sabtu (27/3/2021)
Reaksi ini muncul menyikapi perubahan peraturan yang tertuang dalam surat PPKBI No. 141/K/PP.KBI/III/2021 poin pertama yang berbunyi,
“Membatalkan keikutsertaan pelatih untuk mendampingi atletnya. Untuk mengurangi penyebaran virus corona dan untuk menjaga protokol kesehatan Covid-19. Untuk pendamping akan disiapkan dari PP Kickboxing Indonesia.”
Aturan baru yang diterbitkan ini pada 25 Maret 2021 tersebut serta merta membatalkan keputusan sebelumnya dalam Juknis Seleknas Kickboxing Tahun 2021 Bab D poin 5, yang menjelaskan,
“Untuk menghindari penyebaran virus corona 19 dan menjaga protokol kesehatan, maka atlet hanya didampingi oleh 1 (satu) pelatih saja. Bagi atlet yang tidak didampingi pelatih daerahnya akan disiapkan pendamping dari PPKBI.”
Perubahan aturan ini sontak menuai reaksi keras dari para pelatih daerah yang sudah mempersiapkan diri mendampingi atlet-atletnya berlaga di Jakarta.
“Ini kan masih Seleknas, bukan Pelatnas. Artinya, atlet masih menjadi hak pelatih provinsi. Jadi harusnya atlet harus didampingi pelatih asal, bukan pelatih dari pusat,” sambung Subiyanto.
Kontroversi ini juga tak luput dari perhatian pelatih Kickboxing Kota Malang, Meta Andri. Di satu sisi Ia dapat memahami penerapan protokol kesehatan ketat yang dilakukan panitia. Tetapi, di sisi lain, dirinya tak menemukan alasan kuat, mengapa pelatih daerah dilarang mendampingi atletnya di sisi ring.
“Saat ini banyak pertandingan olahraga digelar dengan menerapkan prokes ketat, termasuk di cabang beladiri. Namun, saya sama sekali tidak menemukan alasan mengapa pendampingan pelatih di sisi ring tidak diperbolehkan. Apakah hal tersebut dianggap melanggar protokol kesehatan?” ujarnya.
“Pelatih itu adalah sosok penting yang paham karakter setiap atletnya. Pelatih itu ibarat mata kedua atlet. Mereka yang bisa melihat perspektif berbeda arena pertandingan. Jadi perannya sangat vital. Tidak bisa dianggap remeh,” tegas Meta.
Terkait hal ini, sejumlah pengurus provinsi telah mencoba melakukan negosiasi dengan pihak Panitia Pelaksana, agar peran pelatih daerah untuk mendampingi atletnya di sisi ring tetap diperbolehkan. Namun, Panpel Seleknas tampaknya bergeming dengan keputusannya.
Menurut sumber Malang Pagi, Panpel Seleknas PPKBI 2021 sebenarnya telah mengendorkan aturan tentang pendampingan pelatih daerah. Namun, kehadiran pelatih di lokasi Seleknas hanya sampai proses daftar ulang.
Selanjutnya, Panpel Seleknas yang akan bertanggungjawab mengurus dan mendampingi atlet-atlet selama proses Seleknas sampai selesai.
Seleknas PPKBI tahap II rencananya akan digelar selama 3 hari di Nam Hotel Kemayoran, Jakarta. Terdapat dua kategori ring sports yang dipertandingkan, Full Contact dan Low Kick.
Jawa Timur sendiri meloloskan 15 atletnya di Seleknas tahap II ini. Sebelumnya, ratusan atlet dari seluruh Indonesia mengirimkan video audisi dalam rangka mengikuti Seleknas tahap I.
Namun, hanya 10 atlet yang kemudian sanggup untuk berangkat ke Jakarta. 5 atlet lainnya terpaksa mengundurkan diri. Sebagian karena mengalami cedera, dan ada yang sedang mengikuti tes TNI.
Atlet yang nantinya lolos Seleknas, akan dipersiapkan untuk berlaga di sejumlah turnamen internasional. Di antaranya Sea Games 2021 Vietnam dan Islamic Solidarity Games di Turki.
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : Redaksi