KOTA MALANG – malangpagi.com
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) Nusantara Jawa Timur bekerja sama dengan BRI Kanwil Malang dan Mall Dinoyo City menyelenggarakan sekolah pasar UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), bertempat Mall Dinoyo City, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jumat (28/5/2021).
Sebanyak 30 peserta yang berasal dari para pelaku UMKM di Malang Raya mengikuti pelatihan kewirausahaan yang disampaikan oleh sejumlah praktisi bisnis.
Kegiatan ini dihadiri Ketua DPW UKM IKM Nusantara Jatim Abdul Hakam SH M.Si, Pembina Halal Center Cinta Indonesia Prof. Mohammad Bisri, Direktur Mikro BRI Kanwil Malang Bukit, Founder Indonesian Business Grounded Coaching Dr. Fahmi, Sekjen Himpunan Pengusaha Nahdliyin Suluh, dan Presiden Nusantara Gilang Gemilang Nur Hidayat.
Pada kesempatan ini, UKM IKM Nusantara DPW Jatim juga melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Halal Center Cinta Indonesia, terkait kolaborasi Sistem Penjaminan Mutu Halal Internal (SPHMI) dalam mewujudkan ekosistem halal di Jawa Timur.
Ketua UKM IKM Nusantara Jatim, Abdul Hakam menjelaskan, tujuan sekolah pasar tersebut adalah untuk memberikan pendampingan kepada pelaku UKM dan IKM, hingga tahap eksekusi dan menentukan segmen pembeli.
“Sehingga dari situlah ekonomi masyarakat dapat meningkat. Tidak hanya secara offline, namun juga online,” jelasnya.
Di tempat yang sama, mantan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof. Mohammad Bisri, MS menyampaikan secara langsung tema acara, yaitu ekosistem halal dan implementasi ekonomi syariah.
“Halal telah menjadi isu penting di segala aspek kehidupan. Bahkan nantinya, UKM dan IKM harus sadar tentang SPMHI. Saat ini banyak ditemukan fakta, bahwa masih banyak pelaku bisnis belum memahami filosofi halal dengan benar,” tutur pria yang mengelola Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang itu.
“Edukasi harus terus dilakukan agar muncul perilaku dan budaya baru di semua tahapan bisnis. Termasuk masyarakat sebagai konsumen,” tambahnya.
Menurutnya, disruptions (gangguan yang melibatkan persaingan perusahaan) terjadi di banyak sektor bisnis. Kondisi tersebut memaksa banyak pebisnis berpikir keras agar bisa bertahan, bukan lagi memenangkan persaingan.
“UKM dan IKM yang dikenal lebih lincah justru memiliki daya tahan lebih kuat dibanding perusahaan besar, sehingga perlu diwadahi, dibina, dan diakselerasi dengan baik,” pungkas Prof. Mohammad Bisri.
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan