KAB. MALANG – malangpagi.com
Dalam Kunjungan Kerja (Kunker) di Malang Raya, Rabu (20/11/2024), Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI Dody Hanggodo mengecek kelaikan kondisi Bendungan Sutami yang terletak di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Dalam lawatannya kali ini, Menteri PU didamping Dirjen Sumber Daya Air Ir. Bob Arthur, Direktur Utama Perum Jasa Tirta I (PJT I) Fahmi Hidayat, pejabat BBWS, dan sejumlah pejabat dari instansi pemerintah terkait.
Di bendungan yang beroperasi sejak Desember 1973 itu, Menteri Dody mengungkapkan bahwa saat ini sedang dibahas pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Bendungan Sutami. “PLTS saat ini sedang dalam tahap pembicaraan oleh PLN yang diwakili Nusantara Power,” sebut insinyur lulusan ITB 1989 itu.
Lebih lanjut Dody menuturkan, proyek pembangunan PLTS terapung kini juga telah masuk ke dalam Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) dari PLN. Dirinya menegaskan, PLTS terapung penting untuk mengoptimalkan sumber daya air yang melimpah di Bendungan Sutami, sekaligus menciptakan swasembada energi di Indonesia.
“PLTS terapung yang akan dibangun di area Bendungan Sutami berpotensi menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar, kisaran 100 megawatt, hampir setara dengan PLTA yang lebih kurang 105 megawatt. Nilai investasi proyek ini sekitar Rp1,4 triliun,” beber politisi Partai Gerindra itu.
Di akhir kunjungannya, Menteri Dody menilai kondisi terkini Bendungan Sutami dalam kondisi cukup baik. Dirinya menyebut tak menemukan signifikan pada struktur bangunan bangunan waduk yang telah beroperasi lebih dari 50 tahun tersebut. “Untuk memastikan agar bendungan mampu terus menunjang realisasi swasembada energi, maka perawatan bangunan akan dilakukan secara rutin,” ucapnya.
Di samping itu, agar Bendungan Sutami memiliki usia panjang, pihaknya mengaku telah menjalin kerjasama dengan konsultan asal Taiwan. “Karena mereka memang ahli di bidang ini (bendungan). Mereka pun telah memberikan rekomendasi, dan tengah dikaji ulang oleh tim Komisi Keamanan Bendungan,” tutup Dody.
Sebelumnya, Menteri PU bersama rombongan terlebih dahulu meninjau operasional sistem pengelolaan air milik Perum Jasa Tirta (PJT) I di Gedung Command Center, yang terletak di Kantor Perum Jasa Tirta I, Jl. Surabaya 2A Kota Malang. Pihaknya mendengarkan langsung terkait sistem pengelolaan air yang diterapkan PJT I, termasuk operasional pengendalian waduk yang menggunakan teknologi canggih untuk mendukung pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.
Masalah sedimentasi dan lingkungan di daerah hulu, termasuk perilaku masyarakat yang belum disiplin dalam pengelolaan sampah, dianggap semakin menambah problematika yang terjadi. Menurut Dody, kesadaran kolektif berperan sangat penting, dalam rangka menjaga kebersihan sungai demi keberlanjutan waduk sebagai infrastruktur vital.
“Banyak kawasan hutan yang beralih fungsi menjadi penyebab berkurangnya daya resap air. Jadi ketika turun hujan, air juga membawa pasir dan material lainnya, seperti kasur, kursi, dan sebagainya. Banyak sampah yang dibuang ke sungai akhirnya menumpuk di bendungan,” ungkap Dody.
Dody juga membahas perlunya inovasi teknologi untuk mengatasi dampak sedimentasi. Untuk itu pihaknya mengaku terus berdiskusi dengan berbagai pihak, agar selalu ada teknologi baru yang mampu mengurangi dampak sedimentasi
Tak hanya itu, Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan hulu yang melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, sektor kehutanan, dan pertanian. “Perlindungan kawasan hulu menjadi kunci utama keberlanjutan sistem pengelolaan air. Untuk itu kami mendorong sinergi lintas sektor guna menjaga ekosistem hulu melalui program penghijauan dan pengendalian alih fungsi lahan,” tandas Dody. (MAS)