LUMAJANG – malangpagi.com
39 relawan dari sejumlah organisasi dan komunitas di Malang Raya berangkat ke daerah terdampak dari erupsi Gunung Semeru, untuk menyalurkan donasi dan bantuan untuk membantu korban terdampak, Rabu (8/12/2021).
Para relawan tersebut berasal dari BNPM (Barisan Nasional Pemuda Madura, GWN (Gubuk’e Wong Ngalam), GMAS (Gerakan Masyarakat Adil Sejahtera) Kabupaten Malang, NA (NawakAji), BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Seni Bantengan Kota Malang, BFCM (Bikers Freedom Community Malang), dan tim Malang Pagi beserta beberpa komunitas dan peserta perorangan bergerak menuju Desa Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, dengan menggunakan delapan kendaraan, termasuk ambulans dan mobil bak terbuka yang membawa bantuan logistik.
Sebelumnya, para relawan berkumpul di Kelurahan Pandanwangi, Jalan Simpang Teluk Grajakan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, untuk melakukan briefing dan mendengarkan arahan dari Babinsa setempat, Pelda Slamet, Babinkamtibnas Serka Suyitno, serta Seklur (Sekretaris Lurah) Pandanwangi, Winarko.
“Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban warga terdampak. Kami juga memberikan pengarahan kepada teman-teman, untuk tidak saling menonjolkan organisasi masing-masing, tapi bergerak atas nama kemanusian. Selain itu kamu juga tidak perkenankan teman-teman untuk melakukan selfie di lokasi bencana,” jelas Lili Ulifah, perwakilan dari GWN.
Sekitar pukul 09.45 WIB, rombongan relawan bergerak meninggalkan Kota Malang, sambil membawa bantuan berupa makanan ringan, air mineral, susu UHT, susu bayi, pembalut wanita, popok bayi, tikar, pakaian dalam, sandal jepit, dan lain-lain.
Kusnadi, selaku Ketua Komando tim relawan memutuskan untuk tidak menyalurkan bantuan melalui posko yang ada. “Kami melihat banyak penumpukan bantuan di posko yang belum tersalurkan. Jadi kami langsung mendatangi rumah warga terdampak, dan langsung memberikan kepada warga sekitar,” ungkap pria berambut gondrong itu.
Sementara itu, Roy Pangarso dari BNPM mengatakan bahwa bantuan dari pemerintah hanya turun satu kali dalam sehari. Menurut penuturan warga, relawan non-pemerintah lebih aktif dan turun sehari hingga tiga kali.
“Beberapa warga mengeluhkan bahwa untuk meminta bantuan harus didata KTP lengkap. Tapi bantuannya hanya diberikan terbatas. Tetapi saya melihat dari Kementerian Sosial sudah cepat tanggap, dengan dibukanya banyak dapur umum,” terang Roy. (TnT/MAS)