KOTA MALANG – malangpagi.com
Peringatan Hari Batik Nasional tahun ini di Kota Malang pada Minggu, 2 Oktober, bakal berlangsung meriah dengan diselenggarakannya kegiatan Membatik Ciprat yang diikuti 500 difabel se-Malang Raya. Kegiatan yang akan digelar di Alun-Alun Tugu Malang tersebut akan dicatat dalam Rekor Museum Republik Indonesia (MURI).
Gelaran bertema “Peningkatan Kualitas Kesejahteraan Pekerja Difabel” itu tak luput mendapat dukungan Kapolresta Malang Kota, Budi Hermanto. Dirinya mengatakan bahwa ide Batik Ciprat dicetuskan oleh Rumah Kinasih yang disampaikan kepadanya. “Lalu saya tindaklanjuti dan melaporkan kepada Walikota dan Ketua DPRD, serta disepakati menunjuk Dandim sebagai Ketua Pelaksana,” ungkap Buher, sapaan lulusan Akpol 2000 itu kepada Malang Pagi, Selasa (27/9/2022).
Menurutnya, event ini merupakan kegiatan positif yang dapat memberikan kesempatan berharga bagi 500 difabel untuk berkarya. “Nantinya batik ciprat ini akan dilelang, dan hasilnya akan diberikan sepenuhnya untuk kesejahteraan mereka yang ikut dalam kegiatan ini,” tutur Buher.
Melalui event tersebut, pihaknya mengajak masyarakat Kota Malang untuk peduli dan berbagi dengan penyandang disabilitas. “Saudara kita difabel sangat memerlukan perhatian kita. Mereka memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk dapat memamerkan hasil karyanya,” terangnya
Batik Ciprat merupakan penemuan baru cara membatik yang diajarkan untuk anak-anak berkebutuhan khusus, agar dapat membuat karya batik dengan mudah dan menyenangkan. Proses pembuatan Batik Ciprat adalah dengan cara menyipratkan malam di atas kain mori, sehingga memiliki motif abstrak yang berbeda di setiap kainnya. “Dengan karya dan talenta yang dimiliki, kami berharap mereka mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri,” tandas Buher.
Selain memperingati Hari Batik Nasional, event Membatik Ciprat ini juga diselenggarakan guna memperingati Ulang Tahun ke-77 TNI, sekaligus menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. (Har/MAS)