KOTA MALANG – malangpagi.com
Hari Kartini juga diperingati di Kampung Budaya Polowijen (KBP), Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Rabu (21/4/2021). Acara yang diinisiasi para mahasiswa Diploma-3 Perjalanan Wisata Program Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang, yang sedang menempuh OJT (on-the-job training) di KBP itu, diselenggarakan dalam kemasan buka bersama sembari menampilkan beragam seni tradisi dan budaya
Ita Wijayanti selaku koordinator OJT membeberkan, rundown acara di antaranya menyanyikan lagu-lagu nasional, tak terkecuali lagu Ibu Kita Kartini karangan WR Supratman. Selain itu ada juga Jula Juli Malangan, tembang dolanan, mendongeng, fashion kebaya, baca puisi, deklamasi, orasi budaya, tari tradisional termasuk flashmob Tari Ragil Kuning.
Acara diakhiri dengan pembagian doorprize oleh mahasiwa OJT kepada anak-anak KBP, menjelang berbuka puasa bersama. “Memang ini pentasnya anak-anak KBP, yang ternyata bukan hanya jago menari topeng saja, tapi juga kesenian lainnya,”ucap Ita.
Dalam kesempatan itu, Nuriel C. Kertopati mengapresiasi anak-anak, remaja, dan ibu ibu yang masih mau memakai pakaian kebaya, serta berkegiatan seni budaya. Pengacara senior perempuan asal Malang itu mengaku kagum melihat acara Kartinian di KBP yang sarat makna dalam nuansa tradisional dengan balutan kebaya.
“Saya rasa, tempatnya kaum perempuan yang mau merawat tradisi Jawa dan Malangan dengan balutan seni budaya ya di Kampung Budaya Polowijen ini” ujar Nuriel, yang sore itu mengenakan kebaya kuning didamping suaminya, Wibie Maharddhika Suryomentaram.
Tak ketinggalan, perwakilan dari Komunitas Perempuan Sanggul Kebaya Malang Mbois juga memberikan apresiasi kepada KBP. “Peringatan Kartini di KBP adalah kali ketiga komunitas kami turut serta memeriahkan acara, sekaligus sebagai bentuk kerja sama yang telah terjalin,” tutur ketua komunitas, Wiwin Ferawati.
Menurutnya, potensi yang dimiliki perempuan di KBP adalah contoh nyata, serta mampu menjadi inisiator gerakan cinta seni budaya melalui pakaian kebaya. “Tentu ini menjadi harapan baru, bahwa masih ada masyarakat yang mau melestarikan warisan nenek moyang kita,” imbuh Wiwin.
Di sela-sela acara, Ki Demang selaku penggagas KBP menjelaskan keoada Malang Pagi, bahwa kegiatan Kartinian yang rutin di selenggarakan di KBP adalah murni untuk memberikan ruang apresiasi bagi kaum perempuan, untuk bergerak dan berkarya dengan mengekspresikan seni budaya.
“Dominasi perempuan di KBP menjadi potensi tersendiri untuk lebih unggul dalam bekesenian dan budaya. Peran perempuan selama ini lebih banyak dalam kegiatan latihan menari, membatik, seni rupa, macapat, gamelan, serta kuliner tradisional di KBP,” ungkap pria yang memiliki nama asli Isa Wahyudi itu.
“Sudah barang tentu pendidikan karakter, budi pekerti, penanaman norma, etika, sopan santun, juga adat kebiasaan sebagai orang Jawa lebih mudah terinternalisasi dan tertanamkan pada perempuan di KBP,” tandasnya.
Reporter : Tanto
Editor : MA Setiawan