KOTA MALANG – malangpagi.com
“Jumlah peziarah di tahun 2020 menurun tajam. Namun di 2021 ini sedikit ada peningkatan,” ungkap pramu pemakaman Dwi Hadi Priyatno, saat ditemui Malang Pagi di Kantor Juru Kunci Tempat Pemakaman Umum (TPU) Samaan, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Kamis (13/5/2021).
Diakui, sejak dua tahun terakhir jumlah peziarah di TPU Samaan mengalami penurunan cukup drastis. Berdasarkan data yang diperoleh, kunjungan rata-rata per hari pada H-1 dan saat lebaran tahun 2019 berjumlah sekitar 900 orang. Sedangkan pada 2020, jumlah kunjungan hanya sekitar 200 orang, dan tahun 2021 meningkat menjadi 300 orang.
Lebih lanjut Dwi mengatakan, penurunan jumlah peziarah selain disebabkan pandemi Covid-19, juga dipengaruhi adanya pelarangan mudik dan anjuran pemerintah untuk tetap di rumah selama lebaran.
Hal senada juga diungkapkan Koordinator Penjual Jasa TPU Samaan, Ikhsan. “Tahun ini dan tahun 2020 sepi. Tidak seperti 2019 lalu. Ini karena adanya pandemi Covid-19 dan larangan mudik dari pemerintah,” ungkap pria yang sudah hampir 45 tahun bekerja sebagai penjual jasa di TPU seluas 57. 829 meter persegi itu.
Pantauan Malang Pagi pada Rabu dan Kamis (12-13/5/2021), tampak beberapa orang yang hilir mudik di TPU Samaan. Parkir sepeda motor dan mobil yang biasanya meluber hingga bahu jalan, saat ini jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Para pejalan kaki pun tidak sebanyak jumlahnya dibandingkan tahun lalu.
Jika tahun 2019 TPU Samaan bak lautan manusia, kini suasananya tampak lenggang. Meskipun begitu, protokol kesehatan tetap dilaksanakan baik oleh para peziarah maupun penjual jasa, dengan tetap mengenakan masker dan disediakannya tempat cuci tangan di beberapa titik mulai dari blok A hingga blok E.
“Sudah dua tahun ini sepi. Langganan banyak yang tidak berziarah karena mereka kebanyakan berasal dari luar kota, tidak datang karena adanya larangan mudik,” jelas Sipon (40), salah satu penjual jasa di TPU Samaan.
Pria asal Lumajang ini mengeluhkan penghasilannya menurun. “Saat lebaran sebelum korona, saya dan teman-teman bisa mengantongi 700 ribu rupiah per hari. Saat ini dapat 200 ribu sudah bagus,” imbuhnya.
Tradisi nyekar ke makam memang selama ini lazim dilakukan para peziarah menjelang dan saat lebaran. Nyekar adalah kegiatan membersihkan makam anggota keluarga serta berdoa dengan menaburkan bunga di atas pusara. Tradisi ini sudah dilaksanakan secara turun-menurun, dan tak pelak menjadi ladang rezeki bagi para pelaku usaha di area makam.
Tidak hanya penjual jasa, tukang parkir dan penjual bunga juga mengeluhkan turunnya kuantitas para peziarah. Kondisi ini tentu memberikan dampak secara ekonomi, yakni menurunnya juga pundi-pundi rupiah yang diterima.
Reporter : Hariani
Editor : MA Setiawan