KOTA MALANG – malangpagi.com
Binmas Polda Jatim, AKBP Sutiono, menjadi salah satu sosok inspiratif yang pernah berjuang membantu masyarakat Kota Malang dalam pemulasaraan jenazah Covid-19 pada 2020 lalu.
AKBP Sutiono yang saat bertugas di Polresta Malang Kota masih berpangkat Kompol, berjuang mencari APD (Alat Pelindung Diri) dan membentuk tim sendiri, atas izin pimpinannya, Kombes Pol Leonardus Simarmata, Kapolresta Malang Kota saat itu.
Dengan mengikuti arahan Kapolri, AKBP Sutiono berinisiatif membentuk Tim Pemulasaraan Polri yang 24 jam standby dalam pemakaman jenazah.
Tidak hanya melakukan pemulasaraan jenazah, AKBP Sutiono juga turut mensalatkan jenazah, dan bahkan tak jarang harus melakukan pemakaman hingga larut malam.
Dalam beberapa kesempatan, pria asal Probolinggo terlihat tidur di atas makam, karena harus memakamkan hingga 25 jenazah dalam sehari.
“Sejak pertama kali ditentukan pandemi, pada 3 Maret 2020 saya berkomunikasi dengan dokter Auri. Saat itu belum ikut, ada yang meninggal karena Covid-19. Akhirnya ada kematian lagi, baru ikut sampai sekarang,” tutur AKBP Sutiono, dikutip dari Okezone News (8/7/2020).
Dari sanalah, AKBP Sutiono mulai membantu pemakaman Covid-19 bersama tim Public Safety Center (PSC) Dinas Kesehatan Kota Malang.
Panggilan hatinya membuat Ia bertekad membantu pemakaman pasien Covid-19. “Saat awal-awal itu takut sekali. Bahkan keluarga juga enggak setuju. Tapi niat saya membantu. Akhirnya keluarga menyetujui,” ungkapnya.
Aksi kemanusiaan yang diinisiasi oleh AKBP Sutiono pun mendapatkan apresiasi langsung dari Kapolri Jenderal Polisi kala itu, Idham Azis, yang secara khusus memberikan dukungan kepadanya sebagai ketua tim, melalui sebuah video call saat dirinya sedang bertugas di TPU Sukun Nasrani Kota Malang.
Perjuangan tak kenal lelah dalam membantu sesama menjadikan AKBP Sutiono sebagai figur inspiratif. Sehingga tak mengherankan jika sosok yang penuh teladan akhirnya menjadi nomine Hoegeng Awards, sebuah ajang apresiasi yang digagas oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Nama penghargaan tersebut sengaja diambil dari nama mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso, yang dikenal luas sebagai sosok penuh integritas dan menjadi teladan bagi Korps Bhayangkara. (Har/MAS)