KOTA MALANG – malangpagi.com
Walikota Malang Sutiaji mengatakan bahwa Indonesia saat ini telah sadar, ekonomi yang tangguh adalah ekonomi mikro yang tidak terpengaruh guncangan ekonomi global, alias ekonomi kerakyatan.
Hal itu disampaikan Sutiaji saat menghadiri Grand Opening Kawasan Wisata Kuliner Penanggungan, yang berlokasi di sepanjang Jalan Cianjur, atau tepatnya di sebelah utara Taman Makam Pahlawan Untung Suropati.
“Alhamdulillah, Kelurahan Penanggungan sudah memiliki Kawasan Wisata Kuliner, yang insyaallah halal dan harus terus dikuatkan,” tutur Sutiaji, Sabtu (9/4/2022).
“Kawasan Wisata Kuliner Penanggungan ini merupakan salah satu upaya penguatan ekonomi berbasis kerakyatan. Di mana pelaku usahanya berasal dari warga Penanggungan sendiri. Dan ini harus terus dikuatkan,” imbuhnya.
Menurutnya, upaya tersebut harus dibarengi kesadaran masyarakat, untuk tetap membeli produk dalam negeri. Serta mengutamakan untuk membeli produk kreativitas tetangga atau keluarga.
Sebagai Bapak UMKM, orang nomor satu di Kota Malang itu mengaku bahwa pihaknya terus berupaya untuk menggerakkan dan membangkitkan perekonomian, khususnya ekonomi kerakyatan. Apalagi, menurutnya, saat ini Indonesia sudah memasuki masa pra endemi
“Saat ini kami sedang menyusun e-katalog lokal, dan ada 9 item yang pembelanjaan yang nilainya mencapai Rp200 juta. Jadi, bagaimana melalui e-katalog lokal ini masyarakat dapat berkontribusi. Pasalnya selama ini masih dimonopoli oleh pengusaha yang memiliki corporate tinggi,” beber Sutiaji.
Pihaknya pun berharap, e-katalog lokal dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Sehingga di Kota Malang tidak ada lagi pengangguran. “APBD akan membeli produk kita. Jika pemerintah membutuhkan, dapat membeli melalui e-katalog lokal ini. Tolong UMKM masuk dalam e-commerce dan e-katalog lokal ini, sehingga dapat bersama-sama menguatkan perekonomian,” pesannya.
Selaras dengan penyataan Walikota, Camat Klojen Heri Sunarko menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi akan terus digerakkan di wilayahnya. “Saya punya inisiatif di tahun 2020, saat itu masih pandemi. Sehingga ada tiga komitmen dari Pak Walikota yang diamanatkan. Pertama kesehatan, kedua pertumbuhan ekonomi, dan ketiga adalah penguatan infrastruktur,” ungkapnya.
“Kecamatan Klojen saya terjemahkan dengan mengambil pertumbuhan ekonomi. Akhirnya kami gerakkan ekonomi kerakyatan dengan menggandeng 11 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Klojen ini,” tambah Heri.
Pria yang aktif dalam bidang kepanduan itu memaparkan, ekonomi kerakyatan di wilayah Klojen sudah bergeliat dengan tema masing-masing, sesuai dengan potensi daerahnya. “Kelurahan Penanggungan ada Kawasan Wisata Kuliner Penanggungan, Kelurahan Bareng mempunyai Wisata Belanja, Kelurahan Sukoharjo dengan Kawasan Heritagenya, Kelurahan Kauman juga populer dengan Wisata Heritage, dan Kelurahan Kidul Dalem perpaduan antara kuliner dan heritage,” papar pria berkacamata itu.
Sedangkan kelurahan yang belum membentuk ekonomi berbasis kerakyatan, Heri menyebut bahwa mereka akan mulai bergerak usai lebaran. “Selanjutnya, tiap wilayah akan mempresentasikan potensinya di hadapan Pak Lurah, Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah) Kota Malang, serta TSP (Tanggung jawab Sosial Perusahaan). Yang nantinya akan dipilih yang terbaik, dan selanjutnya akan dibantu oleh TSP untuk pengembangannya. Dan ini baru Kecamatan Klojen yang bergerak,” bebernya.
Melalui ekonomi kerakyatan ini, Heri berharap masyarakat yang terkena PHK (pemutusan hubungan kerja) atau resign lantaran pandemi mendapatkan solusi. “Jadi yang berjualan adalah masyarakat di kelurahan itu sendiri. Penguatan di internal dulu,” ujarnya.
Terkait pemilihan lokasi berdekatan dengan TMP Suropati, pejabat yang pernah menjadi Kepala Bidang Persampahan dan Limbah B3 ini menyebut, tempat yang dipilih jarang dilalui kendaraan dan bukan merupakan badan jalan.
“Kami memakai bahu jalan, dan tidak menyalahi SE (Surat Edaran) Walikota. Selain itu, kawasan ini jauh dari pemukiman penduduk. Sehingga tidak mengganggu ketertiban masyarakat. Gelaran ini pun didukung oleh Forum Komunikasi Kecamatan,” jelas Heri.
Ditemui di tempat yang sama, Lurah Penanggulangan Solikin menyampaikan bahwa respons masyarakat untuk menjadi pelaku UMKM dalam pengembangan ekonomi kerakyatan ini cukup tinggi. “Berdasarkan data ada 80 pendaftar. Sudah masuk 68 stan, dan target kami tidak terbatas,” ucapnya.
Solikin pun mengatakan, Wisata Kuliner Penanggungan tidak hanya digelar saat Ramadan. “Wisata ini buka saat weekend, yaitu Sabtu dan Minggu. D samping itu ada wacana peningkatan di berbagai sektor, sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dan kami berharap, Kawasan Wisata Kuliner Penanggungan dapat menjadi rujukan masyarakat untuk mencari hiburan dan tentunya berbelanja,” pungkasnya. (Har/MAS)