KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Organisasi Kemasyarakatan yang berpusat di Kota Malang, Garda Pancasila mengadakan acara silaturahmi sekaligus serasehan kebangsaan merayakan hari lahirnya Pancasila, Kepanjen, Minggu (26/06/2022).
Acara yang dipandu oleh Sekjen Garda Wijianto tersebut diadakan di Aula kediaman Drs Peni Suparto, M.AP, Ketum Garda Pancasila yang pernah menjadi Walikota Malang 2 Periode (2003-2008, 2008-2013). Peserta undangan terdiri dari kader Garda Pancasila, Perwakilan partai politik (PDI Perjuangan, PSI, Nasdem dan PPP), perwakilann ormas/komunitas (LIRA, Forum Ormas Malang Bersatu, dsb) , OKP, aktivis mahasiswa, dan pelaku budaya.
Usai makan siang bersama, acara dimulai dengan pembukaan terdiri dari; menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta untuk pahlawan kusuma bangsa, pelafalan Pancasila, sambutan penyelenggara dan doa yang dipandu Ust. Mas’ud yang merupakan pengurus Garda Pancasila Kota Malang.
Mewakili tuan rumah sekaligus panitia, Dra.Hj.Heri Pudji Utami,M.AP., memberikan sambutan selamat datang untuk hadirin dan menjelaskan secara singkat tujuan acara, yaitu bagaimana Pancasila semakin membumi di masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Malang Raya.
“Berbagai tantangan kebangsaan, seperti dampak pandemi yang menyentuh hampir semua aspek kehidupan masyarakat, dapat dihadapi dengan semangat gotong royong dan usaha-usaha yang berdasarkan nilai Pancasila,” ujarnya.Dra.Hj.Heri Pudji Utami,M.AP. saat memberi sambutan pembuka acara (Foto: DK99/MP)
Usai ishoma, acara dilanjutkan dengan serasehan kebangsaan, termasuk membedah sejarah lahirnya Pancasila oleh narasumber Drs. Peni Suparto, M.AP, dan dimoderatori oleh Ratmoko.
Ketua Umum Garda Pancasila tokoh yang akrab disapa ebes Inep, dalam pemaparannya menyampaikan pentingnya mengenang peristiwa lahirnya Panca- Sila yang ditulis Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Digali dari akar sejarah lahirnya nasionalisme bangsa.
“Pancasila lahir tidak serta merta tetapi mengalami proses yg panjang dan diawali oleh bangkitnya rasa nasionalnya sebagai modal utama menuju Indonesia merdeka,” jelasnya.
Pak Peni Suparto menjelaskan bahwa pada masa itu sedang gencar terjadi pertarungan ideologi antara kapitalisme yg dipimpin US-NATO, dengan ideologi sosialisme yang digawangi Uni Soviet, diikuti China.
Paham kapitalisme rupanya melahirkan individualisme dan liberalisme politik: seperti demokrasi parlementer yang banyak diadopsi beberapa negara non blok. Sementara sosialisme – komunisme turut melahirkan benturan politik yang tidak kecil. Kemudian dalam perkembangannya negara-negara berhaluan sosialisme seperti China pada akhirnya mengadopsi sistem kapitalisme Barat menjadi “kapitalisme kerakyatan”.
“Karena Pancasila jauh lebih unggul dari paham negara-negara besar yang dominan saat itu yaitu ‘manifesto komunis’ maupun ‘declaration of independence’, maka Pancasila cocok menjadi falsafah bangsa yang abadi untuk NKRI,” papar ebes Peni.
Juga diulas, dari era munculnya kebangkitan nasionalisme pemuda 1908 an, Sumpah Pemuda 1928 hingga Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan waktu yang tidak singkat. Memakan banyak korban jiwa para pejuang bangsa.
Peni Suparto memaparkan bahwa Pancasila yang terdiri dari dua kata Panca dan Sila atau lima sila, lahir pada konteks dimana bangsa ini masih belum utuh bersatu.
“Konteksnya, situasi sosial politik bangsa saat itu butuh persatuan maka dalam Pancasila 1 Juni Bung Karno menempatkan kebangsaan pada urutan pertama. Namun kemudian ketika bangsa sudah bersatu maka sila pertama yang tepat adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,”pungkasnya.
Secara singkat, ebes Peni Suparto menguraikan makna urutan Pancasila. Pertama, TUHAN Yang Maha Esa, Sang Pencipta adalah yang memiliki kekuasaan mutlak atas makhluk, “Causa prima – purwaning dumadi”, maka sudah semestinya ditempatkan sebagai sila pertama.
Kedua, karena yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara adalah manusia, maka haruslah berdasarkan KEMANUSIAAN yang adil dan beradab.
Ketiga, syarat penting untuk Indonesia merdeka adalah PERSATUAN bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak terpolarisasi oleh kepentingan partai, kelompok dan golongan yang merugikan kepentingan bangsa dan negara.
Keempat, prinsip yang mengatur bangsa dan negara adalah KERAKYATAN yang dipimpin oleh hikmad KEBIJAKSANAAN dalam permusyawaratan perwakilan.
Kelima, tujuan atau goalnya adalah untuk terwujudnya KEADILAN SOSIL bagi seluruh rakyat Indonesia.
Serasehan Garda Pancasila berlangsung gayeng dan interaktif. Para peserta ikut menyampaikan ide gagasannya, termasuk mendukung gerakan Garda Pancasila yang membumikan nilai Pancasila di masyarakat Malang Raya bahkan Indonesia.
“Akhirnya saya mengajak semua baik yang hadir di forum ini maupun yang ada di rumah, bersatu untuk menjaga Pancasila, menjaga keutuhan NKRI,”tutupnya. (DK99/YD)