KOTA MALANG – malangpagi.com
Pemerintah Kota Malang terus berupaya mewujudkan Kota Ramah Anak. Salah satu yang dilakukan adalah dengan mengampanyekan Stop Perundungan. “Strategi dalam mewujudkan Kota Ramah Anak memiliki banyak komponen. Karakternya tidak ada membully anak,” ungkap Walikota Malang Sutiaji, ditemui usai Gebyar Senam Kreasi Anak di Stadion Gajayana Malang, Sabtu pagi (29/10/2022).
Di samping itu, program Merdeka Belajar juga terus digencarkan guna membangun karakter anak yang Pancasilais. “Merdeka Belajar sudah tertanam, dan angkatan terbanyak ada di Kota Malang. Dengan Merdeka Belajar, metodologi bahwa anak dianggap mampu. Positive thinking terhadap anak yang didorong dengan talenta yang dimiliki,” beber pemilik kursi N1 tersebut.
Dalam program Merdeka Belajar, menurut Sutiaji, pembelajaran tidak disamakan, tidak pula ada klasifikasi maupun ranking. “Jadi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak. Dengan begitu, diharapkan mampu meminimalisir bullying,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Suwarjana menyampaikan bahwa pihaknya selalu mensosialisasikan Sekolah Ramah Anak melalui pendidikan karakter. “Pendidikan karakter tidak hanya di mata pelajaran PPKn saja. Namun juga diterapkan saat pelajaran olahraga, agama, maupun matematika. Kami selalu menerapkan pendidikan karakter dan mensosialisasikan antibully di sekolah-sekolah,” terang Suwarjana.
Pihaknya juga mendorong setiap sekolah untuk membentuk Satgas Antibullying. “Anggotanya dari siswa-siswi dengan pengawasan guru. Terutama di tingkat SD dan SMP. Apalagi mereka sudah mulai besar, jadi ada kemungkinan terjadinya perundungan,” jelasnya.
Suwarjana menuturkan, jika terjadi tindakan perundungan, siswa harus lapor guru, satpam, atau orangtua. “Siswa yang tiba-tiba menyendiri patut dicurigai korban sebagai bullying. Temannya harus berani melaporkan kepada guru atau satpam. Jika tidak berani, bisa disampaikan kepada orangtua,” pesannya, sembari berharap peran serta orangtua maupun masyarakat dapat meminimalisir terjadinya perundungan.
Suwarjana pun membagikan beberapa tips guna menghindari tindak perundungan “Anak harus diperhatikan dan hindari sendirian. Jika itu terjadi, maka segera dekati,” imbaunya. Selain itu, perundungan anak-anak juga tidak boleh bergurau yang keterlaluan, dan selalu menerapkan budaya tegur sapa.
Di tempat terpisah, Kepala SDN Lowokwaru 4 Kota Malang, Anis Yuniati menyampaikan bahwa sekolah yang dipimpinnya sudah membentuk Satgas Antibullying. “SDN Lowokwaru 4 sudah memiliki Satgas Antibullying. Setiap upacara hari Senin, Satgas berpesan kepada pembina upacara terkait siswa tidak boleh membully temannya. Selain itu kami juga memasang
poster untuk meminimalisir bullying,” jelas Anis.
Di samping itu, siswa kelas 4 dan 5 dijadwalkan piket menyambut di depan pintu gerbang untuk membantu adik kelasnya. “Hal tersebut sekaligus dapat meminimalisir tindak perundungan. Mereka membawakan tas adik kelasnya jika terlalu berat. Alhamdulillah, anak-anak juga merasa senang,” tandas Anis. (Har/MAS)