KOTA MALANG – malangpagi.com
Dalam rangka meluncurkan media baru. Jatim This Week menggelar Diskusi Publik bertajuk Potret Malang Raya : Mengkaji Peta Politik Malang Raya Jelang Pemilu 2024 di Coffe Cafe Grand Mercure Malang Mirama, Jalan Panji Suroso No 7 Kota Malang. Minggu (12/2/2023)
Hadir sebagai narasumber Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana. Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa dalam percaturan politik harus dapat disampaikan bahwa money politik itu merusak. “Money politik itu merusak karena yang dikejar adalah materi dan itu dapat merusak partai,” jelas Made sapaan karib politisi asal Bali ini
Dirinya mengemukakan kepada Bacalon (Bakal Calon) Partai Politik (Parpol) nantinya agar tidak takut dengan money politik. “Jangan pernah berkecil hati karena money politik. Di PDI Perjuangan tidak ada calon bayar saksi, sehingga kita harapkan dengan tanpa ada transaksional. Tanpa ada uang maka masyarakat akan sadar dengan sendirinya,” beber Made
“Kita punya prinsip bahwa perjuangan tidak akan mengkhianati hasil. Sampaikan bahwa money politik itu merusak. Jangan pernah bosan dan sebagai politikus harus memiliki perhitungan yang matang,” pesannya
Menurutnya, Bacalon Parpol harus memperhitungkan secara matang berapa pemilih emosional yang dimilikinya. “Jika kita memiliki pemilih emosional itu dapat diperhitungkan karena pemilih emosional meskipun diiming-imingi uang berapapun dia tidak akan goyah,” jelas Made
Dirinya juga mengingatkan kepada Bacalon untuk tidak berharap sesuatu dari partai karena untuk terjun ke dunia politik itu berangkatnya adalah sosial.
Sementara itu salah satu peserta diskusi, Damanhuri mengatakan idealisme pragmatisme masyarakat di dalam demokrasi yang saat ini akan kita lalui saya pikir terlalu ideal jika bicara tentang model sosial. “Sebenarnya sudah cukup untuk meminimalisir cost politik di dalam meraih suatu cita-cita. Di lapangan akan berbeda karena di lapangan pragmatisme money politik masih tinggi,” ujarnya
“Jadi politik uang ini masih mendominasi. Kita harus punya optimisme serta membangun pemikiran bahwa politik uang itu merusak. Dan dalam memberikan suatu edukasi di masyarakat jangan pernah berhenti,” ucap Damanhuri
“Terutama menghilangkan paradigma berpikir bahwa masyarakat ini ternyata ikut demokrasi hanya 5 menit selama 5 tahun yakni saat masuk di TPS (Tempat Pemungutan Suara) saat mencoblos pilihannya. Ini kan ironis,” imbuhnya
Dia mengemukakan bahwa yang menjadi perhatian salah satu pengamat politik dan juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia yakni Burhanuddin Muhtadi, beliau menyampaikan di di dalam tulisannya bahwa agama dipercaya dapat mempengaruhi perilaku pemilih dan berkolerasi signifikan antara afiliasi keagamaan dengan dukungan yang didapat. “Pak Burhan cenderung lebih heterogen dan perlu didiskusikan bagaimana kita menemukan politik identitas dengan peningkatan praktek intoleransi di Indonesia karena bukan tidak mungkin setelah Pileg (Pemilihan Legislatif) selesai apalagi ada Pemilihan Presiden, Pemilihan Gubernur dan Walikota akan sangat marak,” urainya
Untuk itu, dalam diskusi tersebut ia menyampaikan peran masyarakat, para tokoh politik maupun media sangat penting dalam memberikan informasi-informasi untuk menangkal hal-hal yang tidak baik. “Kita tidak ingin Indonesia menjadi negara seperti Suriah,” ucapnya
Kemudian dalam kesempatan tersebut, dirinya berharap agar Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika dapat menjadi pejabat yang mampu menorehkan satu prestasi dalam dunia politik yang memberikan warisan yang baik juga. “Jika pada waktunya sudah selesai maka mudah-mudahan dapat memberikan kenangan yang baik untuk Kota Malang,” ucapnya
Hal senada disampaikan pengamat politik FISIP Universitas Brawijaya Kota Malang Ahmad Imron Rozuki bahwa diskusi publik ini adalah sebagai upaya bersama untuk dapat dikolaborasikan masukannya. “Tentu kita harus mencari pemimpin yang benar-benar cakap, tegas dan sesuai. Saya berharap itu bukan hanya sebagai mimpi warga Kota Malang yang membutuhkan sosok tersebut seperti yang sudah melekat pada Pak Made,” ujarnya
Kemudian, Pimpinan Redaksi Jatim This Week Dadang menerangkan bahwa diskusi ini digelar sebagai wujud belajar bersama untuk mengetahui perkembangan politik. “Mungkin kami akan sering mengadakan diskusi semacam ini yang akan menghadirkan narasumber yang berkompeten untuk dapat memberikan informasi tentang politik,” tuturnya
Pria berambut gondrong yang kerap disapa Dudung ini menyampaikan jika akan ada wacana untuk merangkul Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) maupun KPU (Komisi Pemilihan Umum) untuk dapat memberikan edukasi kepada masyarakat. Namun, pihaknya menampik bahwa Jatim This Week hanya akan menyajikan berita politik saja. “Tentunya, yang akan kami ulas di Jatim This Week tidak hanya tentang dunia perpolitikan saja tetapi tema-tema umum juga akan kami tampilkan,” jelas Dudung
Dikatakannya, Jatim This Week hadir untuk menambah momen tahun 2024 dan peluncuran perdana dikemas dengan pembahasan politik Malang Raya. “Dunia media ini kan besar dan kami berkreasi untuk menambah fitur-fitur. Salah satunya terus kita gencarkan edukasi politik agar masyarakat paham apa itu money politik. Dan melalui media ini dapat diminimalisir meskipun semua tergantung pada personal masing-masing,” pungkas Dudung. (Har/YD)