KOTA MALANG – malangpagi.com
Situasi bundaran Alun-Alun Tugu pada Rabu siang (31/5/2023) tiba-tiba memanas. Sekelompok massa secara tiba-tiba berkumpul untuk melakukan unjuk rasa. Mereka pun mulai memprovokasi petugas kepolisian yang berjaga. Tak berapa lama, situasi pun menjadi chaos, massa melakukan tindakan anarkistis.
Namun anggota kepolisian dengan sigap berhasil mengamankan beberapa provokator yang mencoba menerobos barikade. Provokator tersebut segera dimasukkan ke dalam mobil polisi yang telah disiapkan.
Aksi tersebut adalah Simulasi Pengamanan Kota (Sispamkota), sebagai langkah persiapan pihak-pihak yang terlibat dalam pengamanan menjelang Pemilu 2024. “Pemilu tinggal 258 hari lagi. Untuk itu persiapan Sispamkota Malang perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh,” kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto.
Dalam simulasi lainnya, ditampilkan skenario penyanderaan oleh sekelompok massa di dalam replika Kantor KPU. Dalam simulasi ini, pihak kepolisian mengerahkan Brimob Batalyon B untuk mengatasinya. “Kita baru saja menyaksikan bagaimana cara mengamankan KPU, Bawaslu, dan menghadapi situasi aksi unjuk rasa yang berakhir dengan penjarahan, serta dilanjutkan dengan penyanderaan,” jelas Buher, sapaan akrab Kapolresta.
Walikota Malang Sutiaji tampak terkesan, menyaksikan jalannya simulasi yang melibatkan 850 personel gabungan gabungan, mulai dari TNI-Polri, Satpol PP, hingga Damkar.
“Mereka berhak mendapat ribuan terimakasih, atas loyalitas dan integritas yang tak diragukan. Hal ini juga bertujuan agar masyarakat mengetahui tentang ketenteraman di Indonesia dan di Bumi Arema. Meskipun sebenarnya menjaga ketenteraman lingkungan adalah tanggungjawab bersama,” tandas orang nomor satu di Kota Malang itu. (Red)