KOTA MALANG – malangpagi.com
Tong-Tong Night Market yang merupakan ajang tahunan persembahan dari The Shalimar Boutique Hotel kini kembali dengan mengusung tema Heritage. Kegiatan yang merupakan kerjasama Pemerintah Kota Malang dan UMKM Kota Malang diselenggarakan sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan sejarah. Namun, juga diharapkan menjadi salah satu event pariwisata yang dapat mengangkat UMKM di Kota Malang.
Owner The Shalimar Boutique Hotel Malang dan Founder Tong-Tong Night Market, Lily Jessica Tjokrosetio mengatakan bahwa Tong-Tong Night Market ini bukan hanya event untuk menambah berat badan melalui kuliner, namun ada pula sajian fesyen, lukisan, keris, pertunjukan layar tancap, membuat kerajinan wayang suket dan pertunjukan wayang rumput.
Dikatakannya, untuk event kali ini diikuti 40 UMKM. “Lebih banyak dari tahun yang lalu. Jika tahun lalu hanya ada 13 stan. Siapa tahu tahun depan bisa diikuti 100 pelaku UMKM dari Kota Malang,” ujar Lily.
Pihaknya berharap, event yang sudah digelar dapat dihelat lebih besar lagi. “Antusiasme pengunjung cukup tinggi ditambah lagi saat pembukaan baru berjalan 2,5 jam sudah membuat happy. Ini adalah tanda yang bagus. Kami berharap tahun depan dapat diselenggarakan lebih besar lagi,” ujarnya.
Apresiasi datang dari Walikota Malang Sutiaji yang menyambut baik gelaran Tong-Tong Night Market ini. “Acara ini rutin diselenggarakan. Bukan hal yang mudah untuk mempertahankan, artinya mungkin di awal mungkin kurang dikenal terus dengan bertahan ini sampai dikenal masyarakat.Ini kan berarti sudah teruji dan sudah dikehendaki oleh masyarakat,” tutur Sutiaji.
Ia mengatakan, melalui Tong-Tong Night Market dapat menjadikan pertumbuhan ekonomi terus meningkat. “Dari jumlah pengunjung maupun UMKM yang ada juga semakin banyak. Ini dapat menarik wisatawan. Untuk itu, permintaan saya kepada owner, diagendakan rutinnya setiap tanggal berapa, bulan berapa sehingga wisatawan wisatawan tahu dan kapan harus ke Malang menyaksikan Tong-Tong Night Market,” jelasnya.
Dirinya berharap untuk menunjang peningkatan UMKM, kegiatan ini dapat diselenggarakan seminggu sekali atau sebulan sekali. “Tidak setahun sekali. Ini berdasar permintaan masyarakat. Maka, perlu uji coba,” tegasnya.
Sutiaji mengakui Kota Malang tidak memiliki Sumber Daya Alam yang ditawarkan. “Karena itu, yang dibidik seharusnya adalah wisata budaya. Wisata budaya itu tidak pernah akan habis dan tidak akan menggerus. Jika wisata alam perawatannya luar biasa dan bisa jenuh. Tapi, wisata budaya tidak. Nah, itu yang nanti akan bisa kita kembangkan,” beber Sutiaji.
Menurutnya, jika sudah masuk di agenda wisata Kota Malang, orang akan tertarik datang ke Kota Malang. “Bisa ditawarkan pada para wisatawan caranya dengan mengadakan event – event. Kalau bisa setiap minggu itu ada event. Sehingga orang mesti tertarik untuk datang ke Kota Malang,” pungkas Sutiaji.
Di acara Tong-Tong Night Market ini, pengunjung dapat mencicipi kuliner dengan menggunakan voucher dengan mata uang gulden yang dikeluarkan oleh pihak The Shalimar Boutique Hotel. Dengan voucher tersebut para wisatawan dapat mencicipi aneka jajanan tradisional seperti rangin, ronde, djajanan londo, es jadoel tempo doloe. Bagi yang tidak menyukai makanan jadul tersedia pula bakso, bakpao, pentol, krepes, bakso goreng dan masih banyak lainnya. (Har/YD)