
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sejumlah partisipan dan kader Partai Golkar Kota Malang menggelar aksi demonstrasi di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Timur, pada Minggu (14/12/2025).
Aksi ini sebagai bentuk protes keras terhadap berbagai kejanggalan dalam proses pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kota Malang melalui Musyawarah Daerah (Musda).
Dalam aksi tersebut, para kader menyuarakan kekecewaan mereka terhadap proses Musda yang dinilai sarat persoalan serius. Mulai dari tidak dilibatkannya kader secara struktural maupun kultural, minimnya sosialisasi resmi, hingga tertutupnya informasi terkait tahapan dan mekanisme Musda.
Menurut para demonstran, kondisi tersebut bertentangan dengan prinsip demokrasi internal partai yang selama ini menjadi nilai dasar Partai Golkar. Mereka menilai Musda seharusnya menjadi ruang kedaulatan kader, bukan sekadar formalitas yang dikendalikan oleh segelintir elit.
Kejanggalan semakin mengemuka ketika diketahui bahwa pelaksanaan Musda tidak digelar di Kota Malang, melainkan di Surabaya. Hal ini memicu tanda tanya besar di kalangan kader, mengingat Musda seharusnya dilaksanakan di wilayah kepengurusan yang bersangkutan.
Situasi ini pun memunculkan dugaan adanya pengondisian dan pengaturan tertentu demi mengamankan kepentingan kelompok tertentu.
Tak hanya itu, para kader juga menyoroti adanya calon ketua yang dinilai bermasalah secara moral dan etika, namun justru mendapatkan dukungan dari elit tertentu. Bahkan, mereka menduga terdapat perlindungan dari struktur di tingkat atas, yang dinilai mencederai nilai-nilai dasar Partai Golkar serta berpotensi merusak marwah dan kepercayaan publik terhadap partai.
Dalam tuntutannya, massa aksi secara tegas meminta agar Musda Partai Golkar Kota Malang ditunda. Mereka menilai pelaksanaan Musda saat ini tidak transparan, tidak demokratis, dan penuh intrik politik.
Selain itu, mereka mendesak DPD Partai Golkar Jawa Timur serta DPP Partai Golkar untuk bersikap objektif, membuka ruang partisipasi kader secara luas, serta memastikan Musda berjalan sesuai dengan aturan organisasi dan etika politik.
Para demonstran menegaskan bahwa aksi tersebut bukan bentuk pembangkangan terhadap partai, melainkan wujud kecintaan dan tanggung jawab moral kader untuk menyelamatkan Partai Golkar, khususnya di Kota Malang.
Mereka menyatakan akan terus mengawal dan memantau jalannya Musda serta tidak akan tinggal diam terhadap proses yang dinilai berpotensi merusak soliditas dan masa depan partai.
“Golkar adalah partai besar yang lahir dari nilai-nilai kedewasaan politik. Jika demokrasi internal dirusak oleh intrik elit dan praktik tidak bermoral, maka kader wajib bersuara,” tegas salah satu perwakilan aksi.
Aksi tersebut menjadi peringatan bahwa kader di daerah masih memiliki kepedulian tinggi terhadap integritas partai dan menolak segala bentuk manipulasi yang dapat mencederai demokrasi internal Partai Golkar. (YD)














