KOTA MALANG – malangpagi.com
Setelah vakum beberapa bulan, aksi Kamisan Malang kembali digelar dengan mengangkat isu September Hitam serta mengusung tema “Munir Nagih Janji: Segera Selesaikan Pelanggaran HAM”. Aksi ini berlangsung di depan SMAN 1 Malang dan gedung Balaikota Malang, Kamis (9/9/2021).
“Aksi Kamisan ini bersifat kampanye dan edukasi untuk mengenalkan pokok-pokok Hak Asasi Manusia (HAM) dan mengapa hal tersebut harus diperjuangkan,” ungkap Rifki, salah satu peserta aksi Kamisan.
Dirinya menegaskan bahwa seluruh peserta bergabung dalam aksi ini secara sukarela, tidak mewakili dari instansi, kampus, ormas, maupun parpol tertentu. Semua orang bisa ikut dalam Aksi Kamisan ini.
Aksi yang digelar mulai sekitar pukul 16.00 WIB ini memiliki enam poin tuntutan, yaitu:
- Tuntaskan kasus pelanggaran HAM masa lalu dan kasus-kasus HAM yang terbaru;
- Usut tuntas dalang intelektual kasus pembunuhan Munir;
- Bentuk supremasi hukum yang memihak pada korban pelanggaran HA, serta sebagai upaya pencegahan pelanggaran HAM terjadi;
- Tarik mundur operasi militer di West Papua, dan berikan akses kepada jurnalis internasional;
- Wujudkan RUU PKS sebagai upaya perlindungan HAM;
- Kami menuntut kepada Presiden Joko Widodo untuk bersikap tegas dan serius dalam menyelesaikan kasus-kasus HAM sesuai yang dijanjikan.
Dalam rilis yang diedarkan, aksi Kamisan Malang menyebut bahwa janji Jokowi di awal masa jabatannya, untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, hanya terdengar sebagai alat kampanye belaka.
“Kami merujuk pada tuntutan yang pertama dan kedua. Memang itu yang menjadi fokus kami. Yaitu pelanggaran HAM masa lalu belum terselesaikan 100 persen” kata Rifki.
Peserta aksi lainnya, Al Ghozali, menyebut negara lalai dalam melaksanakan kewajibannya. Dirinya mengajak seluruh masyarakat sadar, bahwa hari ini negara terang-terangan melakukan pelanggaran HAM.
“Wujudnya seperti apa? Yang paling dekat adalah kelalaian negara dalam memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara di masa pandemi ini,” tukasnya.
Aksi Kamisan direncanakan akan kembali digelar rutin setiap Kamis di sekitar Balai Kota Malang. “Kami melihat kondisi dulu. Selain itu kami juga harus maksimalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada,” pungkas Rifki. (Gibran/MAS)