TULUNGAGUNG-malangpagi.com
Dengan raut penuh kekecewaan belasan nasabah asuransi Bumi Putera cabang Tulungagung mendatangi kantor cabang yang berada di Jalan Panglima Sudirman, Senin (25/2/2019) pagi.
Pasalnya, polis asuransi yang semestinya sudah jatuh tempo tak kunjung cair. Padahal, para nasabah tersebut sudah beberapa kali mendatangi kantor. Namun, mereka hanya diberikan janji. Bukan cuma satu nasabah saja, bahkan masih banyak nasabah yang mengalami nasib serupa.
Suprihatin (44th) warga Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, salah satu nasabah asuransi Bumi Putera, kepada Malangpagi mengatakan, dirinya mengaku sudah menjadi nasabah asuransi Bumi Putera sejak 15 tahun silam.
Menurutnya, hingga kini ia sudah ikut delapan asuransi. Diantaranya, empat asuransi atas namanya dan suaminya, tabungan pelajar, tabungan usaha dan tabungan haji.
“Empat asuransi ini seharusnya jatuh tempo pada Juni tahun 2018. Sedangkan, yang empat asuransi lainnya sudah jarang saya setori, karena menurut keterangan karyawannya asuransi ini sedang bermasalah,” jelasnya.
Suprihatin menambahkan, hingga kini dana asuransi yang sudah jatuh tempo tersebut belum juga cair. Bahkan, setiap mendatangi kantor tersebut ia hanya diberikan janji-janji dan alasan yang disebutkan karyawannyapun bermacam-macam.
“Katanya hari ini akan dicairkan dulu sebesar Rp 15 juta, tapi nyatanya juga belum cair. Bahkan, tabungan haji yang sudah saya setori sebanyak dua kali dengan nominal Rp 6 juta katanya hanya masuk satu kali,” ungkapnya.
Masih menurut Suprihatin, dari delapan asuransi tersebut setidaknya bernilai total kurang lebih Rp 45 juta. Suprihatin juga mengaku proses pencairan polis tersebut baru dua tahun terakhir ini mengalami kesulitan. Sebelumnya, sebenarnya pencairan selalu lancar.
“Saya akui, sebelumnya proses pencairan tidak ada masalah,” imbuhnya.
Suprihatin berharap pihak manajemen segera memberikan kejelasan atas hal ini. Jika memang harus menunggu, setidaknya jangan mengulur-ngulur waktu terus.
“Saya harap bisa cair secepatnya, karena tabungan haji akan segera saya gunakan,” harapnya.
Disinggung apakah ada rencana untuk melaporkan hal ini ke ranah hukum, Suprihatin masih belum terlalu jauh mengarah kesana. Ia lebih memilih menunggu penyelesaian dari pihak asuransi.
Sementara, hal yang sama juga diungkapkan oleh Prayit nasabah asal Desa Ngrance, Kecamatan Pakel, yang juga mengalami hal serupa. Menurutnya, asuransi pendidikan yang ia bayar setiap tiga bulan sekali sebesar Rp 300 ribu juga tidak bisa dicairkan. Padahal, jatuh tempo sudah berjalan setahun lebih.
Menurutnya, pihak Bumi Putera selalu memberikan banyak alasan mulai dari berkas belum lengkap atau data masih terselip di kantor Kediri. “Sebelum uang tersebut cair saya akan terus ke kantor,” ungkapnya.
Selain itu, Halimah Hartatik (46th) nasabah asal Kota Sragen, Provinsi Jawa Tengah, yang sengaja jauh-jauh datang ke kantor untuk mencairkan uang asuransinya. Namun, hasilnya pun sama dengan nasabah yang lain.
Hingga kini awak media masih belum mendapatkan konfirmasi dari pihak Bumi Putera. Sedangkan, salah satu karyawan yang bernama Bangun, dihubungi melalui ponselnya juga belum bisa dihubungi.(bersambung)
Reporter : Soim
Editor : Putut