KAB. MALANG – malangpagi.com
Malang Night Paradise (MNP) menampilkan pertunjukan Keris Dance (Tari Keris) sejak 12 Oktober lalu. Pertunjukan yang digelar setiap Sabtu malam ini merupakan kolaborasi antara Museum Gubug Wayang Mojokerto dan Museum Ganesya Malang. Tarian asal Bali tersebut dikemas dalam satu bagian dengan Tari Barong.
Tari Keris secara filosofis mengisahkan dua unsur kehidupan, yaitu kebajikan dan kebatilan. “Dua hal tersebut saling bertolak belakang, dan kerap terjadi konflik antarkeduanya. Penggambaran pertarungan kebajikan dan kebatilan digambarkan dengan atraksi kekebalan. Di mana para penari menusukkan keris ke tubuh mesing-masing,” tutur Direktur Museum Gubug Wayang Zura Nurja Ana kepada Malang Pagi, Sabtu malam (19/11/2022).
Selain bertujuan melestarikan budaya Bali, pertunjukan Keris Dance ini juga untuk mendukung wahana-wahana di Hawai Waterpark Malang melalui edukasi budaya. “Keris Dance ini juga merupakan persembahan Museum Ganesya Malang dalam semangat melestarikan budaya melalui seni tari,” jelas Zura.
“Pengunjung dapat menyaksikan Keris Dance ini di panggung Malang Night Paradise, setiap Sabtu pukul 19.30 WIB. Kami yakin pertunjukan Keris Dance ini sangat berpotensi menarik antusiasme pengunjung,” lanjutnya.
Pertunjukan Keris Dance diawali dengan sebuah ritual khusus. Aroma dupa dan kemenyan yang menyengat membuat suasana malam semakin mistis dan sakral.
Dalam selebaran sinopsis Keris Dance yang dibagikan panitia sebelum acara, disebutkan bahwa kekuatan baik akan selalu menemukan jalannya. Sebagaimana pepatah kuno “Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti” [Segala sifat angkara, lebur dengan kesabaran dan kelembutan].
Awatara kebenaran sebagai pelindung dalam jalan darma, menjadi kekuatan terbesar bagi para pendarma dalam menjalankan laku bratanya. Hal tersebut digambarkan dengan pertarungan Durgamurti hitam dan putih. Dua kekuatan darma dan adarma inilah yang menjadi simbol, bahwa amarah dan kebatilan selalu bisa dipadamkan oleh kebaikan dan kejujuran .
“Durgamurti hitam simbol keburukan, Durgamurti putih simbol kebaikan, Penari keris simbol pengawalan kebaikan, dan Pedande sebagai simbol orang suci,” papar narator acara.
Penampilan Keris Dance mengundang decak kagum penonton. Salah satunya Siva asal Sidoarjo. Gadis yang masih duduk di bangku SD itu mengaku sangat tertarik dengan seni budaya Indonesia. “Meskipun ada topeng-topeng seram dan atraksi tusuk keris, tapi saya tidak takut. Justru senang dan dapat ilmu tentang budaya lokal,” terangnya. (DK99/MAS)