KAB. MALANG – malangpagi.com
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Purwoto, menuturkan bahwa pihaknya terus mendorong pengembangan desa-desa wisata di Kabupaten Malang. “Disparbud Kabupaten Malang aktif memfasilitasi kemajuan desa wisata rintisan. Dari 83 desa wisata yang telah ditetapkan, upaya terus dilakukan untuk mengangkat statusnya. Dari yang awalnya rintisan menjadi berkembang, kemudian maju, hingga akhirnya mandiri,” tutur Purwoto, ditemui di Kantor Disparbud Kabupaten Malang, Rabu (27/12/2023).
Disampaikannya, pihak Disparbud Kabupaten Malang secara berkelanjutan terus memberikan bimbingan dan pendampingan, untuk meningkatkan status 51 desa wisata rintisan yang ada. “Salah satu langkah yang diambil adalah dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam pengelolaan desa wisata tersebut,” sebutnya.
Pendampingan untuk pengelola desa wisata rintisan melibatkan pihak dari tingkat provinsi, pusat, dan juga perguruan tinggi. Untuk itu Purwoto menekankan pentingnya persiapan setiap tahunnya, terutama dalam menghadapi berbagai lomba desa wisata, seperti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). “Kami berusaha mempersiapkan diri untuk ajang ADWI 2024, dengan target setidaknya 75 desa masuk. Sebagaimana Wisata Bowele yang berhasil mencapainya tahun lalu. Persiapan ini tidak hanya untuk mengukur dan menilai kinerja kita, tetapi juga untuk memberikan motivasi bagi desa wisata itu sendiri,” paparnya.
Purwoto mengungkapkan, seluruh 83 desa wisata di Kabupaten Malang dapat mengikuti proses nominasi. “Ketika desa tersebut berhasil masuk dalam nominasi, secara otomatis desa tersebut akan mendapatkan bimbingan dari Kemenparekraf dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” jelas mantan camat Wajak itu.
Adapun kriteria dan indikator penilaian untuk ADWI telah tersedia. Sebagai contoh, desa wisata yang belum memiliki homestay harus segera melengkapi syarat tersebut. “Minimal ada lima desa wisata yang disiapkan. Namun, bagi 83 desa wisata yang ingin berpartisipasi, itu juga merupakan hal yang baik. Karena bagi desa wisata yang telah ditetapkan, penting untuk memenuhi standar sesungguhnya,” beber Purwoto.
Desa wisata yang dimaksud terletak di wilayah Poncokusumo, Bangelan Ngajum, Mardiredo Pujon, kawasan pantai Sidoasri, dan desa wisata Toyomarto di kecamatan Singosari. “Poin kritisnya adalah kunjungan wisatawan. Tanpa adanya kunjungan yang cukup, upaya promosi dan publikasi tidak akan memberikan hasil optimal. Meskipun destinasi wisata memiliki kualitas yang baik, namun tanpa tingginya kunjungan, hasilnya akan kurang maksimal,” tutupnya. (MK/MAS)