KOTA MALANG – malangpagi.com
Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan pengukuhan 2 guru besar, bertempat di GKB IV, Sabtu (9/3/2024).
Menjadi guru besar pada saat yang bersamaan dengan pasangan merupakan aspirasi banyak individu. Sepasang suami istri, Prof. Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si., IPU, ASEAN Eng. dan Prof. Dr. Ir. Maftuchah, M.P, berhasil meraih gelar tertinggi dalam aspek akademik di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Keduanya sama-sama mengabdi di Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM dan memiliki fokus penelitian yang menarik di bidangnya.
Rektor UMM, Nazaruddin Malik menyebutkan pengukuhan kedua guru besar tersebut memberikan manfaat yang signifikan ketika dilihat dari berbagai perspektif, termasuk aspek ekonomi dan manajemen. Keberadaan pasangan guru besar ini semakin memperkuat posisi UMM sebagai institusi pendidikan Muhammadiyah dengan jumlah guru besar terbanyak di Indonesia.
“Secara pribadi, saya sangat terinspirasi oleh judul orasi ilmiah mereka. Melakukan penanaman dan pembudidayaan, sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman atau ternak yang lebih unggul dan berkualitas. Begitu juga dengan UMM, penting untuk menumbuh kembangkan bibit, bebet, dan bobot menuju masa depan yang lebih baik,” lugasnya.
“UMM secara spesifik menganugerahkan gelar guru besar kepada Prof Dr. Ir. Maftuchah MP secara anumerta. Ini merupakan pengukuhan anumerta pertama yang dilakukan oleh UMM sebagai wujud penghargaan dan apresiasi terhadap kontribusi, terutama dari Prof Maftuchah,” lanjutnya.
Di tempat yang sama, suami almarhum Maftuchah, Aris Winaya menuturkan semua persiapan telah dilakukan secara matang. Namun, dikatakannya, takdir Allah menentukan jalan berbeda pada 13 Februari 2024, karena istri beliau menghembuskan napas terakhir.
“Pidato untuk orasi ilmiah sudah selesai disusun, hanya tinggal menunggu hari pelaksanaannya. Tetapi komplikasi penyakitnya dan takdir Allah berbicara lain. Semoga almarhumah ditempatkan di surga dan ilmu yang diajarkan menjadi amal jariah,” ucapnya saat ditemui seusai kegiatan.
“Saya sangat bersyukur kepada UMM karena mengakui prestasi yang telah diraih oleh para dosen. Ini tidak hanya sebatas mengenang saat seseorang meninggal, tapi juga menghargai pengorbanan mereka sepanjang hidup untuk mencapai prestasi tertinggi dalam bidangnya, demi eksistensi lembaga. Ini bukan hanya tentang kepergian seseorang, tetapi juga tentang kenangan yang patut dihargai karena pengakuan terhadap pencapaiannya belum dikukuhkan selama dia masih hidup,” pungkasnya. (MK/YD)