KOTA MALANG – malangpagi.com
Pantang Pulang Sebelum Bersih, itulah slogan yang selalu diusung para personel Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang. Seperti yang dipuktikan oleh pasukan Bidang Persampahan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun DLH Kota Malang, dengan membersihkan ceceran sampah usai kegiatan Malang Flower Carnival (MFC) dan Gebyar Sadar Pajak 2023, yang dihelat di sepanjang koridor Kayutangan Heritage, Jalan Basuki Rahmat Kota Malang, Minggu malam (30/7/2023).
Kepada Malang Pagi, Totok Sapto Mardjono selaku Penyuluh Lingkungan Hidup Muda sebagai Subkoordinator Sub-subtansi Seksi Pengurangan dan Kebersihan Sampah Bidang Persampahan dan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, menuturkan bahwa pihaknya telah menyiapkan pasukannya khusus untuk membersihkan sampah sejak Sabtu pagi.
“Teman-teman sudah mulai melakukan penyisiran membersihkan lokasi untuk kegiatan malam. Untuk itu kami dalam tiga shift. Pukul 05.00-11.00, 11.00-18.00, dan usai kegiatan hingga 03.00 dini hari. Pergantian shift siang sampai sore juga dilakukan penyisiran ulang setelah pemasangan pagar dan back drop,” terang Sapto.
Untuk dua kegiatan akbar ini, DLH Kota Malang menyiapkan tak kurang dari 25 personel. Terdiri dari 10 Kawil (Kepala Wilayah) dan 15 personel dari jajaran mandor. “Kami kerahkan mulai dari awal kegiatan sampai tuntas pembersihan di areal kegiatan berlangsung,” jelasnya.
Sebelumnya, Sapto mengaku telah memprediksi bahwa pengunjung akan membeludak untuk menyaksikan gelaran MFC dan menghadiri Gebyar Sadar Pajak 2023. “Antusiasme pengunjung yang tinggi sudah kami perkirakan akan menimbulkan timbunan sampah. Kami telah menyiapkan satu unit mobil compactor dan alat pendukung berupa kereta dorong. Kami juga menggunakan empat mini kontainer, untuk mempermudah menaikkan hasil penyapuan ke compactor,” terang Sapto.
Dirinya mengungkapkan bahwa selain dari para pengunjung acara, timbunan sampah juga dihasilkan dari para PKL (Pedagang Kaki Lima) dan kafe-kafe berada di sepanjang koridor Kayutangan Heritage.
“Sudah disampaikan oleh panitia, bahwa setiap pengunjung diwajibkan membuang sampah pada tempatnya. Sebenarnya setiap PKL yang berjualan di sini membawa kantong plastik sendiri. Namun konsumen terkadang masih membuang sampah di sembarang tempat,” beber Sapto.
“Selain itu banyak pengunjung yang membawa makanan dari rumah. Ini termasuk faktor penyumbang sampah paling besar. Mereka datang membawa bungkusan makanan dalam jumlah banyak karena datang dengan keluarga, sehingga sampah yang dihasilkan semakin banyak,” pungkasnya. (Har/MAS)