KOTA MALANG – malangpagi.com
Setelah menjadi jawara Lomba Menghias Tumpeng dalam Kampanye Konsumsi Pangan Non Beras dan Non Terigu yang diselenggarakan Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian beberapa waktu lalu. Kini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang kembali menorehkan prestasi dalam lomba egrang untuk kategori OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang. Perhelatan ini digelar di Stadion Dalam Gajayana, Senin (7/8/2023).
Meskipun belum diumumkan secara resmi pemenang dari lomba olahraga tradisional ini, DLH Kota Malang mampu menyelesaikan lomba egrang dalam waktu yang tercepat dengan durasi 1 menit 36 detik disusul Dinas Sosial P3AP2KB selama 1 menit 40 detik dan Kecamatan Klojen yang dapat menuntaskan lomba selama 1 menit 41 detik.
Achmad Hadianto atau akrab disapa Dian, perwakilan DLH Kota Malang dari unit kerja UPT Pengelolaan Pemakaman Umum tidak menyangka bahwa tim lomba yang terdiri dari 3 (tiga) orang ini dapat menyelesaikan lomba dengan waktu terbaik mengalahkan tim dari OPD lainnya.
Untuk mempersiapkan lomba egrang ini, dirinya bersama tim berlatih selama 3 (tiga) hari untuk melatih keseimbangan, konsentrasi dan rasa percaya diri. “Selain itu, kami senantiasa menjaga kekompakan dan kebersamaan, karena poin penting dari lomba egrang ini adalah kerjasama. Tidak lupa kami juga menjaga stamina agar tetap vit saat kegiatan berlangsung,” terangnya.
Dalam momentum tersebut, tidak ketinggalan suporter DLH Kota Malang yang sangat atraktif untuk memberikan semangat. Yel-yel dan lagu yang dinyanyikan diiringi dentuman drum mampu membakar adrenalin bagi para peserta.
“Apalagi, kehadiran teman-teman suporter DLH Kota Malang yang begitu antusias memicu kami untuk terus bersemangat,” imbuh Dian.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi mengapresiasi usaha yang telah dilakukan oleh Tim DLH Kota Malang.
“Tentunya, kami sangat mengapresiasi kepada semua peserta baik dari OPD maupun Non OPD. Bagi pemenang lomba egrang ini yang mampu menyelesaikan lomba dengan waktu terbaik, tidak menutup kemungkinan akan kami ikutkan ke KORMI (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) untuk bersaing dalam kategori umur,” beber Baihaqi.
Apalagi, lomba olahraga tradisional ini sengaja digelar untuk memasyarakatkan olahraga. “Jadi, Disporapar menyelenggarakan lomba-lomba tradisional. Di samping untuk memperingati HUT Proklamasi Republik Indonesia ke-78, juga dalam rangka memasyarakatkan dan mengenalkan olahraga tradisional yang saat ini dikembangkan sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan,” jelasnya.
“Dimana olahraga tradisional diampu oleh KORMI sejajar dengan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Antara KORMI dan KONI di Perangkat Daerah bersama-sama selaku koordinatornya adalah Disporapar,” tambah Baihaqi.
Ditegaskannya, dalam olahraga tradisional ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu kategori OPD dan Non OPD yang bertujuan untuk memetakan kejuaraannya karena kekuatan OPD dan Non OPD itu berbeda.
“Kalau dari Non OPD itu banyak sekali seksi vertikal, dimana mereka itu punya kekuatan tersendiri. Maka, untuk memetakan antara OPD dan Non OPD sengaja kami bedakan agar kelihatan Non OPD itu siapa juaranya dan siapa yang berprestasi baik. Begitupun sebaliknya. “Di sisi lain, kami juga memasyarakatkan olahraga bagi ASN dan tak kalah pentingnya adalah mengukur kebersamaan untuk dapat diaplikasikan dalam pelayanan kepada masyarakat,” terangnya.
Menurutnya, sehebat apapun individu jika tidak didasari kebersamaan maka tujuan tidak tercapai. “Untuk itu, dalam lomba egrang ini, pesertanya adalah tim yang terdiri dari tiga orang agar terjalin komunikasi, kekompakan dan kebersamaan,” tutur Baihaqi.
Dirinya berharap melalui gelaran lomba tradisional ini dapat terus digalakkan dan di masyarakatkan baik di tingkat masyarakat, perangkat daerah maupun jajaran-jajaran vertikal agar olahraga tradisional ini dapat dikenal secara luas. (Har/YD)