KOTA MALANG – malangpagi.com
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang menggelar pameran dan workshop bertajuk Inovasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2023. Acara ini digelar di Malang Creative Center (MCC), Senin (19/6/2023).
Kepala DLH Kota Malang, Nur Rahman Wijaya, menyampaikan bahwa perhelatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman peserta dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian sampah plastik. “Di sisi lain, sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya-upaya inovasi pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh seluruh komponen pegiat lingkungan hidup di Kota Malang,” tuturnya.
Rahman mengungkapkan, kegiatan ini dapat mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan lingkungan, sebagaimana yang telah dilakukan para pegiat lingkungan di Kota Malang. “Di antaranya kader lingkungan, kader 3R, Proklim (Program Kampung Iklim), Sekolah Adiwiyata, Eco Pesantren, dan sejumlah pegiat lingkungan lainnya,” bebernya.
Pihaknya juga menuturkan, banyak prestasi yang telah diraih oleh para pegiat lingkungan Kota Malang. Bahkan, sebagian produknya memenangkan lomba-lomba di tingkat nasional. “Untuk itu, kami berharap semua aspek masyarakat Kota Malang dapat bersama-sama mengelola sampah dengan baik. Sehingga kota bebas sampah yang kami canangkan dapat terwujud di 2028,” harap Rahman.
Sementara itu, Walikota Malang yang diwakili Asisten I Pemkot Malang, Tabrani, mengemukakan bahwa Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati untuk memperkuat kolaborasi dalam penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Malang. Sebagai upaya Pemkot dalam mendukung keterlibatan seluruh kelompok masyarakat, untuk mengambil peranan dan berinovasi dalam pembangunan Kota Malang yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Tabrani juga menyampaikan, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim telah mempengaruhi segala lini kehidupan dan kesehatan masyarakat dalam segala cara. “Sepanjang 2019 hingga 2022, BMKG telah menyatakan terjadinya fenomena La Nina di Kota Malang. Kejadian ini merupakan peristiwa alam berupa turunnya hujan sangat lebat, di mana mengakibatkan banjir di beberapa titik. Hal ini disebabkan tingginya faktor emosi yang bersumber dari pembakaran gas karbon, termasuk emisi dari penguraian sampah dan alih fungsi lahan,” jelas Tabrani.
Dalam sambutannya, Ia mengatakan perkembangan ilmu pengetahuan dapat memberikan solusi dari permasalahan ini. “Untuk itu, pemerintah, pelaku bisnis, pemangku kepentingan, dan seluruh komponen masyarakat harus meningkatkan dan mempercepat tindakan untuk mengatasi krisis ini,” imbaunya.
Selain itu, pihaknya juga menegaskan perlunya pengurangan sampah plastik, karena telah menimbulkan pencemaran mikroplastik. “Maka penggunaan kembali dan daur ulang (reduce, reuse, recycle) harus terus disandingkan dengan pengembangan potensi circular economy, dalam mengatasi dampak pencemaran plastik,” tegas Tabrani.
“Pengurangan sampah adalah tanggungjawab kolaboratif dan sinergi antar pelaku usaha dan masyarakat. Sedangkan penanganan sampah menjadi tanggungjawab pemerintah,” pungkasnya. (Har/MAS)