Malangpagi – Dengan adanya keputusan dari PCNU Kota Malang yang menanggapi perhelatan pilkada di kota Malang. Maka PCNU Kota Malang akan bersikap netral terhadap calon walikota yang muncul, baik Abah Anton maupun Nanda Ya’qud Gudban, maka PC GP Ansor Kota Malang mengapresiasi terhadap keputusan PCNU tersebut, karena bagi GP Ansor hal itu sudah sesuai dengan khittoh perjuangan NU.
Dalam hal ini GP Ansor Kota Malang sebagai benteng ulama’ akan terus menjaga marwah ulama’ NU, maka yang menjadi keputusan ulama’ NU dalam hal ini PCNU Kota Malang, sudah seyogyanya GP Ansor Kota Malang mengawalnya.
“Keputusan PCNU itu adalah keputusan yang baik, artinya dengan sikap seperti itu, maka keputusan PCNU yang pernah direlease bulan syawal kemarin untuk mendukung satu pasangan calon teranulir dengan sendirinya,” jelas Junaidi yang sekarang menjabat sebagai ketua PC GP Ansor Kota Malang, Selasa (02/01).
Sementara itu, Sarbini sebagai Kasatkorcab Banser Kota Malang, pun juga menegaskan, bahwa Banser adalah bagian dari GP Ansor secara kelembagaan, maka apapun yang menjadi sikap GP Ansor Kota Malang, banser akan mendukung. Apalagi keputusan GP Ansor tersebut berkaitan dengan menjaga atau membentengi marwah para ulama’. Jadi banser akan menjadi garda terdepan dalam membentengi ulama dan GP Ansor Kota Malang.
Disinggung soal dukungan GP Ansor Kota Malang akan jatuh kepada siapa, ketua PC GP Ansor Kota Malang yang akrab disapa Kaji Jun menjelaskan, jika sosok yang didukung adalah yang visi misinya sinergi dengan ideology NU, yaitu ahlussunnah waljama’ah asyariyah wal maturidiyah ala thoriqoti madzhab syafi’iyah.
“Jika ada calon yang berkoalisi dengan salah satu partai politik yang mana parpol tersebut perjuangannya seringkali mereduksi dan menstigma NU bahkan lebih ekstrimnya adalah anti NKRI, jelas GP Ansor Kota Malang tidak akan mendukung sosok yang didukung oleh parpol seperti itu,” imbuhnya.
“GP Ansor Kota Malang menginginkan calon yang akan didukung adalah yang mau duduk bersama dengan PCNU Kota Malang beserta banom-banomnya dalam menata Kota Malang agar lebih baik ke depannya. Bukan sosok yang tidak manut kyai dan NU, apalagi merendahkan dan melecehkan NU dan muruah kyai,” pungkasnya. (*)