
KOTA MALANG – malangpagi.com
Tong-Tong Night Market kembali hadir menyapa penggemar makanan tempo dulu, setelah dua tahun lamanya vakum akibat pandemi. Dalam event Pasar Rakyat yang diinisiasi The Shalimar Boutique Hotel tersebut, tampak puluhan stan makanan tradisional menyajikan kudapan lawas yang sudah jarang ditemui.
Antara lain gulali, es gabus, putu, dan es lilin. Selain itu tersaji pula makanan khas Indonesia seperti bakso, sate, dan mi goreng. Seluruh stan yang berada di koridor Jalan Cerme tersebut bernuansa tempo dulu. Terasa pas dengan konsep heritage yang diusung The Shalimar Boutique Hotel.
Menurut pemilik The Shalimar Boutique Hotel, Lily Jessica Tjokrosetio, Tong-Tong Night Market adalah sebuah bentuk mempromosikan budaya Indonesia. “Ide Tong-Tong Night Market berawal saat saya tinggal di Belanda selama 12 tahun. Setiap saya melewati Jalan Raya A4 menuju Rotterdam, selalu ada tenda besar di Lapangan Manivel,” jelasnya kepada Malang Pagi, Jumat (29/7/2022).
“Di sana ada festival yang mempromosikan makanan khas Indonesia. Namanya Tong-Tong Fair. Ada martabak dan cendol yang diterbangkan langsung ke Belanda. Dari situlah saya tertarik dengan Tong-Tong Fair,” lanjut Lily.

Dari situlah perempuan anggun itu kemudian berkeinginan membawa Tong-Tong Fair ke Indonesia, dengan konsep Pasar Rakyat yang casual dan mampu mempromosikan heritage. “Akhirnya pada 2016 saya mengadopsi Tong-Tong Fair yang sebelumnya ada di Belanda,” imbuhnya.
Melalui Tong-Tong Night Market, Lily berusaha mewujudkan jati diri Indonesia, termasuk sejarah dan melestarikan kembali bebrbagai budaya yang sudah punah. “Itulah alasan saya mengadakan Tong-Tong. Saya dapat mewujudkan sedikit jati diri dan background saya sebagai orang Indonesia yang cukup lama tinggal di Belanda,” paparnya.
Hal senada disampaikan Walikota Malang Sutiaji yang juga hadir di Tong-Tong Night Market. Orang nomor satu di Kota Malang itu pun memberikan acungan jempol. Menurutnya, melalui event ini pengunjung diajak bernostalgia menikmati berbagai sajian makanan tradisional. “Saya mengucapkan terimakasih kepada owner The Shalimar Boutique Hotel, yang menginisiasi acara yang sudah berlangsung kelima kalinya ini. Insyaallah, kegiatan serupa akan kami sambung di Kayutangan pada Agustus nanti,” tuturnya.
Sutiaji menilai, event ini mampu menarik wisatawan dari dalam maupun luar negeri. “Kami akan terus berikan apresiasi. Eksistensi Hotel Shalimar mampu menjadi magnet bagi wisatawan. Ini luar biasa, dan jati diri bangsa kita kuatkan,” tegasnya.

Dukungan juga datang dari Wakil MPR RI, Yandri Susanto, yang mengatakan bahwa gelaran wisata ini mampu menjadi sumber ekonomi dan keakraban anak bangsa. “Tong-Tong Night Market merupakan sumber pertemuan yang terus dikembangkan, Dan kita dapat berkiprah dari makanan dan kebersamaan,” sebutnya.
Tidak hanya itu, Yandri un menyebut bahwa Tong-Tong Night Market dapat menjalin keakraban antara Belanda dan Indonesia. “Selamat kepada Shalimar sebagai inisiator. Saya sambut dengan baik. Mudah-mudahan Kota Malang dapat menjadi kota idaman semua, dan keakraban Belanda dan Indonesia dapat semakin baik,” harapnya.
Festival ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak dan istrinya, Arumi Bachsin, serta Duta Besar Belanda dan sejumlah pegiat heritage di tanah air. Tong-Tong Night Market berlangung selama 3 hari, mulai Jumat (29/7/2022) hingga Minggu (31/7/2022). Dan berlangsung dari pukul 15.00 hingga 22.00 WIB. (Har/MAS)